Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Presiden Kenya seperti Monyet, Pengusaha China Dideportasi

Kompas.com - 06/09/2018, 16:18 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Otoritas Kenya telah menahan seorang pria pengusaha asal China setelah sebuah video yang memperlihatkan dirinya membuat pernyataan rasis terhadap presiden negara itu tersebar di media sosial.

Warga negara China, yang diidentifikasi bernama Liu Jiaqi, telah ditahan dan kini tengah diproses untuk dideportasi. Demikian disampaikan Departemen Keimigrasian Kenya, pada Kamis (6/9/2018).

"Izin kerjanya telah dibatalkan dan dia akan dideportasi atas dasar rasisme," tulis pihak keimigrasian dalam akun Twitter-nya.

Dalam rekaman video berdurasi sekitar dua setengah menit yang telah banyak dibagikan di Twitter maupun aplikasi media sosial lainnya, Liu, tampak sedang berselisih dengan salah satu karyawannya dan mengeluarkan komentar rasis.

Baca juga: Dituduh Korupsi, Wakil Mahkamah Agung Kenya Ditangkap

"Setiap orang Kenya mirip dengan monyet, bahkan Uhuru Kenyatta. Mereka semua," kata dia dalam rekaman video, dilansir AFP.

Uhuru Kenyatta, yang disebut Liu dalam rekaman video tersebut adalah pemimpin negara Kenya.

Dalam perdebatan itu, karyawannya membalas perkataan Liu dan menyarankannya untuk kembali ke China apabila dia merasa tak senang dengan warga Kenya.

Namun Liu justru kembali membalasnya dengan jawaban yang lebih melecehkan.

"Saya tidak seharusnya ada di sini. Saya tidak suka berada di sini, seperti monyet. Saya tidak suka berbicara dengan mereka, mereka bau, miskin dan bodoh, juga hitam. Saya tidak suka mereka. Mengapa bukan orang kulit putih, seperti orang Amerika?" ujar Liu.

Liu mengatakan dirinya berada di Kenya hanya karena uang. Namun tidak jelas dalam video apa pekerjaannya di Kenya.

Video tersebut memicu kecaman dari warga Kenya dan menyarankan agar Liu dituntut bukan sekadar dipulangkan ke negaranya.

Baca juga: Tikam Kekasihnya hingga Tewas, Ratu Kecantikan Kenya Dihukum Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com