Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Bantah Rencanakan Pembunuhan terhadap Presiden Suriah

Kompas.com - 06/09/2018, 08:04 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membantah pernah berencana untuk membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Dalam buku terbaru karya jurnalis ternama Bob Woodward berjudul Fear: Trump in the White House mengungkap klaim bahwa Trump memerintahkan pembunuhan terhadap Assad.

"Itu bahkan tidak pernah terpikirkan," katanya kepada jurnalis di Gedung Putih, saat dia bertemu dengan emir Kuwait, Rabu (5/9/2018).

"Buku itu tidak ada artinya. Ini adalah karya fiksi," ucapnya.

Baca juga: Selain Ingin Bunuh Presiden Suriah, Buku Terbaru Ungkap Rahasia Trump

AFP mewartakan, pada buku tersebut, Woodward menceritakan perihal Trump yang berbicara kepada Menteri Pertahanan Jim Mattis tentang keinginannya untuk membunuh Assad.

Percakapan itu muncul usai pemimpin Suriah itu melakukan serangan dengan menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil pada April 2017.

"Mari kita bunuh dia. Mari kita bunuh mereka," tulis Woodward mengutip Trump.

Dia menulis, Mattis menjawab perintah presiden dengan mengatakan akan "segera" melakukannya, tetapi kemudian kembali dengan rencana untuk serangan udara yang lebih terbatas dan tidak mengancam Assad secara personal.

Menanggapi munculnya buku karya Woodward,Trump bertanya-tanya mengapa Kongres tidak mengubah undang-undang tentang pencemaran nama baik.

Kemudian, pendukung Trump dan Gedung Putih menyebut buku tersebut berisi cerita yang dibuat-buat.

Terkait Suriah, sebelumnya dia memperingatkan agar pasukan Suriah dan sekutunya untuk tidak melakukan serangan di provinsi Idlib, wilayah terakhir yang dikuasai oleh pemberontak.

Baca juga: Erdogan Peringatkan Hujan Rudal di Idlib Bisa Jadi Aksi Pembantaian

"Saya hanya mengatakan kepada Anda, mereka semoga sangat, sangat bijaksana dan berhati-hati," kata Trump merujuk pada rezim Suriah.

"Jika itu menjadi pembantaian, dunia akan menjadi sangat, sangat marah. Dan AS akan sangat marah juga," ucapnya.

Ada sekitar 3 juta warga Suriah yang kini berada di Idlib, sehingga serangan terhadap pemberontak berisiko bagi warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com