Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte: Lelucon Perkosaan? Itu adalah Kebebasan Berekspresi

Kompas.com - 04/09/2018, 16:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menanggapi ucapannya tentang kasus perkosaan yang kemudian menjadi polemik.

Tanggapan itu diutarakan Duterte di hadapan sekitar 1.400 warga Filipina ketika berkunjung ke Israel, dilansir PhilStar Selasa (4/9/2018).

Duterte berkata, banyak orang menganggapnya misoginis setelah dia mengomentari tingginya angka perkosaan di Davao.

Baca juga: Duterte: Selama Ada Wanita Cantik, Maka Bakal Banyak Perkosaan

"Saya mengatakan 'mungkin saja ada perempuan cantik di sana'. Saya tak mengatakan semua perempuan bakal diperkosa," kata Duterte.

Mantan Wali Kota Davao itu melanjutkan pernyataannya kemudian disalahpahami sehingga dia meminta semua pihak menahan diri.

"Ini adalah negara demokrasi. Sangat menjunjung kebebasan berekspresi," kata presiden yang akrab disapa Digong tersebut.

Sebelumnya, Duterte menyatakan bahwa banyaknya wanita cantik menjadi penyebab tingginya jumlah kasus perkosaan di Davao.

Berdasarkan data Kepolisian Nasional Filipina (PNP), hingga triwulan kedua di 2018, Davao telah menorehkan catatan 42 kasus perkosaan.

Sementara sejak 2010 hingga 2015, Davao mencatatkan 843 kasus, dan berada di peringkat kedua di bawah Quezon City yang menorehkan 1.122 laporan.

Duterte menyatakan sebuah perkosaan terjadi karena korban menolak upaya pertama yang dilakukan oleh pelaku.

"Siapa yang sepakat melakukannya pada percobaan pertama? Tentunya saat mereka berada di bioskop, si perempuan bakal mendorong pria itu," katanya.

Istana Malacanang kemudian merilis tanggapan yang menyatakan lelucon itu merupakan bagian dari sikap Duterte, dan mayoritas warga Filipina telah memahaminya.

Ketika masih menjadi Wali Kota Davao, Duterte mengomentari kasus perkosaan dan pembunuhan yang menimpa misionaris Australia, Jacqueline Hamill, pada 1989.

Saat itu, presiden berjuluk The Punisher itu berujar Hamill seperti aktris, dan sebagai wali kota, seharusnya dia yang pertama melakukannya.

Dia kemudian berusaha berkilah bahwa ucapan itu merupakan bentuk ekspresi kemarahan atas kejahatan tersebut.

Baca juga: Duterte: Filipina Sebaiknya Diperintah Diktator seperti Marcos

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com