TEL AVIV, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menanggapi ucapannya tentang kasus perkosaan yang kemudian menjadi polemik.
Tanggapan itu diutarakan Duterte di hadapan sekitar 1.400 warga Filipina ketika berkunjung ke Israel, dilansir PhilStar Selasa (4/9/2018).
Duterte berkata, banyak orang menganggapnya misoginis setelah dia mengomentari tingginya angka perkosaan di Davao.
Baca juga: Duterte: Selama Ada Wanita Cantik, Maka Bakal Banyak Perkosaan
"Saya mengatakan 'mungkin saja ada perempuan cantik di sana'. Saya tak mengatakan semua perempuan bakal diperkosa," kata Duterte.
Mantan Wali Kota Davao itu melanjutkan pernyataannya kemudian disalahpahami sehingga dia meminta semua pihak menahan diri.
"Ini adalah negara demokrasi. Sangat menjunjung kebebasan berekspresi," kata presiden yang akrab disapa Digong tersebut.
Sebelumnya, Duterte menyatakan bahwa banyaknya wanita cantik menjadi penyebab tingginya jumlah kasus perkosaan di Davao.
Berdasarkan data Kepolisian Nasional Filipina (PNP), hingga triwulan kedua di 2018, Davao telah menorehkan catatan 42 kasus perkosaan.
Sementara sejak 2010 hingga 2015, Davao mencatatkan 843 kasus, dan berada di peringkat kedua di bawah Quezon City yang menorehkan 1.122 laporan.
Duterte menyatakan sebuah perkosaan terjadi karena korban menolak upaya pertama yang dilakukan oleh pelaku.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan