Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Bangun Dua Patung Raksasa Bernilai Rp 15 Triliun

Kompas.com - 03/09/2018, 15:55 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

NEW DELHI, KOMPAS.com - India tengah membangun dua buah patung terbesar di dunia, yang masing-masing memiliki tinggi dua kali Patung Liberti di New York, Amerika Serikat.

Patung raksasa ini didirikan di salah satu sudut paling terpencil India untuk menghormati seorang pahlawan kemerdekaan negeri itu.

Namun, sebuah patung yang tak kalah besar yang menggambarkan seorang ksatris Hindu sedang dibangun di perairan kota Mumbai.

Untuk membangun kedua patung raksasa ini, pemerintah India menggelontorkan anggaran sekitar 1 miliar dolar AS atau hampir Rp 15 triliun.

Baca juga: Berpotensi Picu Konfrontasi, Patung Emas Erdogan di Jerman Dipindahkan

Patung pertama setinggi 182 meter dipersembahkan untuk pahlawan kemerdekaan Sardar Vallabhbhai Patel, didirikan di negara bagian Gujarat.

Patung ini langsung mengalahkan patung tertinggi dunia sekarang yaitu patung Buddha di China setinggi 128 meter.

Patung yang lebih tinggi sedang dibangun di pesisir Mumbai yaitu patung Chhatrapati Shivaji, seorang raja yang hidup pada abad ke-17.

Patung sang raja yang menunggang kuda sambil menghunus pedang ini memiliki tinggi 212 meter dan diperkirakan selesai dibangun pada 2021.

Untuk patung di Gujarat, sebanyak 2.500 pekerja, termasuk beberapa ratus orang berasal dari China, kini bekerja keras siang malam agar patung itu bisa diresmikan PM Narendra Modi pada 31 Oktober mendatang.

Patung bernilai 430 juta dolar AS atau sekitar Rp 6.3 triliun itu berdiri tak jauh dari bendungan Sardar Sarovar, Gujarat.

PM Modi memprediksi, patung raksasa itu bakal menarik banyak turis, seperti halnya Patung Liberty di New York.

Namun, untuk mencapai lokasi patung itu, turis harus berkendara sejauh 250 kilometer dari ibu kota negara bagian Gujarat, Allahabad.

Selain urusan turisme, pembangunan patung ini juga memiliki latar belakang politik menjelang pemilihan umum awal tahun depan.

Sardar Vallabhbhai Patel adalah wakil dari perdana menteri pertama India Jawaharlal Nehru setelah India merdeka pada 1947.

Dan partai Bharatiya Janata pimpinan PM Modi memandang nama Patel selama ini tenggelam dan menjadi bayangan dinasti Nehru yang amat dominan dalam dunia politik India.

Patel dikenal sebagai "Pria Besi India" yang berhasil membujuk sekitar 550 kerajaan kecil di India melebur menjadi satu negara setelah kemerdekaan.

Patel meninggal dunia tiga tahun setelah India merdeka.

Kelompok nasionalis Hindu merasa ada yang salah ketika Patel diminta memberi jalan agar Nehru yang berhaluan sekuler bisa menjadi perdana menteri.

"Setiap warga India menyesali mengapa Sardar Patel tidak menjadi perdana menteri pertama India," kata Modi dalam kampanyenya pada 2013.

Langkah Modi ini dinilai menunggangi warisan yang ditinggalkan Patel hanya semata untuk memenangkan pemily.

"Modi nampaknya akan menggunakan patung itu sebagai alat kampanyenya tetapi saya khawatir mengenai pengaruhnya terhadap para pemilih," kata Ghanshyam Shah, mantan guru besar politik Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Baca juga: 60 Tahun Hilang, Patung Buddha dari Abad Ke-12 Ditemukan di London

Sementara itu, Partai Kongres yang beroposisi mengatakan, rencana pemerintahan Modi mengubah museum Nehru Memorial di New Delhi sebagai tempat yang didedikasikan untuk seluruh perdana menteri India adalah upaya lain Modi untuk menghapus nama Nehru.

Pada 2016, Modi meletakkan batu pertama pembangunan patung Shivaji, pahlawan 80 juta orang komunitas Marathi, di negara bagian Maharashtra.

Para pengamat menilai pembangunan patung bernilai 515 juta dolar atau sekitar Rp 7,6 triliun itu adalah untuk mendapatkan suara komunitas Marathi dalam pemilu tahun depan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com