Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya San Marino, Republik Tertua di Dunia

Kompas.com - 03/09/2018, 13:09 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

Tak hanya tidak menginvasi San Marino, Napoleon bahkan menjamin dan melindungi kemerdekaan negeri kecil itu..

Ketika Perang Dunia I pecah, San Marino tetap bersikap netral tidak memihak dua kubu yang bertika.

Posisi netral itu berlanjut pada Perang Dunia II dan San Marino bahkan digunakan sebagai tempat ribuan pengungsi yang melarikan diri dari amuk perang.

San Marino menjadi anggota Majelis Eropa pada 1988 dan anggota PBB pada 1992. Negara ini bukan anggota Uni Eropa, namun mengadopsi mata uang Euro karena sistem keuangannya terintegrasi dengan Italia.

San Marino memiliki sistem kepemimpinan yang unik karena memiliki dua kepala negara yang dipilih dua kali dalam setahun.

Pemimpin negeri ini disebut wali kapten atau Capitani Reggenti. Pemilihan kepala negara dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan April dan Oktober.

Hal unik lain adalah negeri ini menjadi negara dengan kepala negara perempuan terbanyak di dunia yaitu sebanyak 15 orang.

Baca juga: Unik, Dwi Kepala Negara San Marino Dilantik untuk Masa Tugas Cuma 6 Bulan

Meski kecil negeri ini amat makmur dengan pendapat per kapita mencapai 55.449 dolar AS atau sekitar Rp 818 juta per tahun.

Industri utama negeri itu adalah perbankan, elektronik, dan keramik. San Marino juga menghasilkan anggur dan keju.

Namun, sumbangan terbesar untuk pendapatan San Marino dalah dari sektor pariwisata. Setiap tahun negeri ini didatangi tak kurang dari 2 juta wisatawan yang menghasilkan 22 persen dari seluruh GDP negeri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com