Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2018, 15:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji bakal menghancurkan siapapun yang menyasar mereka.

Netanyahu menyampaikannya dalam peresmian pergantian nama Pusat Penelitian Nuklir Negev sesuai mendiang Presiden Shimon Peres.

Dilansir Ynet News via Newsweek Rabu (29/8/2018), PM yang akrab disapa Bibi itu menyebut pihak yang berusaha menjungkalkan Israel tidak akan berhasil.

Baca juga: Netanyahu: Hubungan Israel dan Negara Arab, Kunci Perdamaian Palestina

"Mereka tentunya paham seperti apa kemampuan Israel. Kami bakal menyakiti siapapun yang mencoba mengincar negara ini," tegas dia.

Ucapan PM berusia 68 tahun itu keluar setelah dimintai tanggapan soal perjanjian yang disepakati Iran dan Suriah.

Perjanjian tersebut membuat Iran bisa tetap menempatkan pasukannya di Suriah. Netanyahu telah menyatakan penolakan atas keberadaan Iran di sana.

Dia menyatakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dengan penuh determinasi bakal menghalangi Iran menempatkan militernya.

Tel Aviv sebelumnya telah melakukan serangkaian serangan udara yang ditujukan kepada Iran maupun kelompok yang berafiliasi dengan mereka seperti Hezbollah.

"Perjanjian antara Iran-Suriah tidak membuat kami takut. Kami bakal bekerja keras menghalangi tujuan Iran," terang Netanyahu.

Ucapan PM asal Partai Likud itu mendapat sindiran dari Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif melalui kicauan di Twitter.

Dalam kicauannya, Zarif mengingatkan bahwa satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir hanyalah Israel.

"Iran, negara yang tak punya nuklir, diancam bakal dibom oleh seorang penghasut perang. Sungguh tindakan yang memalukan," sindir Zarif.

Baca juga: Israel Kembali Mengancam Bakal Serang Iran di Suriah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com