Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Latihan Perang Terbesar, Putin Pecat 15 Jenderal

Kompas.com - 29/08/2018, 17:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan memecat para jenderalnya jelang perhelatan latihan perang terbesar.

Dilaporkan Newsweek Selasa (28/8/2018), presiden berusia 65 tahun tersebut dilaporkan telah memecat 15 orang jenderal.

Di antaranya terdapat Wakil Menteri Keadaan Darurat Vladlen Aksenov, dan Kepala Dinas Penjara Federal di Region Omsk, Sergey Koryuchin.

Baca juga: Presiden Vladimir Putin Pecat 11 Orang Jenderal

Beberapa dari jenderal itu dipecat karena tersandung kasus korupsi. Antara lain Mikhail Begun, Menteri Keadaan Darurat Region Tomsk yang dituduh menerima suap.

Pakar Rusia Yuval Weber berujar, banyakna jenderal yang dicopot bukanlah hal baru. April lalu, 11 jenderal dilaporkan dilengserkan.

Weber menuturkan, alasan para jenderala bervariasi. Namun, kebanyakan berasal dari satu hal; kehilangan gairah memperjuangkan birokrasi.

Weber menjelaskan, tidak sepenuhnya pemimpin militer bersih. Namun, Rusia tidak ingin ada jenderal yang terlalu terikat dengan posisinya.

"Terlalu lama berada di posisi itu membuat sang jenderal terlalu berkuasa, terlalu bermain politik dan melakukan korupsi," tutur dia.

Militer di Rusia dilaporkan mempunyai pengaruh politik yang besar jika menilik laporan terbaru yang dikeluarkan Transparency International Russia.

20 persen anggota Duma, badan legislatif Rusia, bertindak sebagai pelobi bagi kalangan militer dan aparat berwajib lainnya.

Beberapa anggota Duma dikabarkan mempunyai koneksi kuat dengan dinas intelijen maupun kementerian dalam negeri.

Pakar Rusia lain, Ariel Cohen, menyatakan korupsi yang terjadi di Negeri "Beruang Merah" melampaui pandangan peninjau dari negara lain.

"Negara yang sangat besar dan berkuasa, saya rasa itulah akar penyebab korupsinya. Mencopot jenderal seperti menata kursi di Titanic," kata Cohen.

"Jika melihat pemerintahan Putin, dia selalu sering 'memotong rumput' secara teratur," ujar peneliti think tank Atlantic Council.

Baca juga: Bulan Depan, Rusia Gelar Latihan Perang Bersama China dan Mongolia

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengatakan Rusia bakal melaksanakan latihan perang bertajuk Vostok-2018.

Latihan yang berlangsung pada 11-15 September itu bakal menjadi yang terbesar sejak Zapad-1981 yang digelar di era Uni Soviet.

Dalam latihan tersebut, Negeri "Beruang Merah" bakal mengerahkan 300.000 pasukan, 1.000 pesawat tempur, 900 tank, serta Armada Pasifik dan Utara.

Mereka juga mengajak China yang dilaporkan bakal menerjunkan 3.200 personel, 900 persenjataan, serta 30 unit pesawat tempur dan helikopter.

Baca juga: NATO Bakal Awasi Latihan Perang Gabungan Rusia dan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com