Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Curi Dana Pemilu, Mantan Kepala Intelijen Malaysia Ditahan

Kompas.com - 29/08/2018, 14:46 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan kepala dinas intelijen Malaysia ditahan, Rabu (29/8/2018), terkait dugaan pencurian dana penyelenggaraan pemilihan umum pada Mei lalu.

Hasanah Abdul Hamid, mantan kepala Badan Intelijen Eksternal (EIO), merupakan sekutu dekat mantan PM Najib Razak yang di luar dugaan kalah dalam pemilihan umum lalu.

Sejak kejatuhan Najib, pemerintahan baru Malaysia melakukan pembersihan terhadap para pejabat senior yang terkait dengan pemerintahan lama.

Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Didakwa Pasal Pencucian Uang

Beberapa pejabat senior yang kehilangan jabatannya adalah jaksa agung dan kepala badan pelayanan publik Malaysia.

Hasanah ditangkap tim penyidik anti-korupsi pada Selasa (28/8/2018), sebagai bagian penyelidikan dugaann oencurian dana dari kantor perdana menteri yang mencapai jutaan ringgit.

Perempuan berusia 61 tahun itu sudah dihadirkan ke pengadilan pada Rabu di Putrajaya dan tetap ditahan selama lima hari ke depan.

"Hasanah ditahan dengan dugaan penyalahgunaan wewenang," ujar seorang pejabat Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC).

Pekan ini, para penyidik juga menangkap tujuh orang lain dari badan intelijen pimpinan Hasanah, yang bekerja langsung di bawah kantor perdana menteri.

Hasanan sudah masuk ke dalam pusaran kontroversi bulan lalu setelah sepucuk surat yang dia tulis kepada CIA sebelum pemilu digelar bocor ke publik.

Dalam surat itu, Hasanad mendesak AS agar mendukung Najib dengan mengatakan sang mantan perdana menteri selama ini adalah sahabat AS.

Dia juga menggambarkan Mahathir Mohamad, yang saat itu menjadi rival Najib, sebagai sosok politisi anti-Barat.

Baca juga: Intelijen Malaysia Minta Bantuan CIA Menangkan Najib di Pemilu

Di sisi lain, Najib dituduh menggelapkan dana miliaran dolar milik perusahaan investasi 1MDB yang dibentuknya.

Najib sejauh ini sudah berulang kali membantah keterlibatannya dalam skandal penggelapan dana ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com