Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Senjata Perang yang Mematikan dalam Catatan Sejarah

Kompas.com - 28/08/2018, 09:14 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Senjata paling awal diketahui dalam sejarah manusia berasal dari Zaman Perunggu.

Maces, sebuah senjata yang berukuran lebih kecil dari batu dipasang pada tongkat untuk berburu dan juga untuk menghancurkan terngkorak.

Pada Zaman Perunggu, pedang mulai diperkenalkan. Senjata telah ditingkatkan fungsinya untuk membunuh sekaligus meminimalisir pihak lawan untuk melakukan serangan balasan.

Dari waktu ke waktu, pembaharuan senjata terus berkembang.

Bermula dari batu, hingga menggunakan roket sebagai senjata untuk berperang.

Berikut ini adalah 5 senjata perang yang mematikan dalam catatan sejarah:

1. Senapan Maxim

Revolusi senjata api terjadi pada abad 19. Ketika itu, pembuatan senjata api didukung oleh peralatan yang memadai.

Pada 1884, seorang pengacara bernama Hiram Maxim mengombinasikan semua peralatan yang ada saat itu sehingga bisa membuat senjata bernama Senapan Maxim. 

 
Senjata ini memiliki pendingin udara yang bisa menembakkan lebih dari 500 putaran per menit pada jarak efektif lebih dari 2.000 yard (1.830 meter).

Senjata ini digunakan dalam Perang Dunia I.

 
2. Nuklir

Nuklir juga dikenal sebagai senjata perang yang mematikan karena merupakan salah satu pemusnah massal yang tercipta pada Perang Dunia II berkat proyek Manhattan yang dikembangkan Sekutu.
 
Dampaknya, lebih dari 70.000 jiwa meninggal dunia ketika "Little Boy" dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada 6 Agustus 1945.

Sementara, puluhan ribu jiwa terkena efek radiasi beberapa tahun setelah nuklir dijatuhkan.

 
Selain "Little Boy", nuklir "Fat Man" juga dijatuhkan di Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
 
Meski perjanjian pembatasan senjata secara drastis mengurangi ukuran persenjataan nuklir, masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di Bumi.

Lebih dari 90 persen dari senjata-senjata itu milik Amerika Serikat dan Rusia.

 
3. Senapan Serbu
 
Senapan serbu adalah senapan api otomatis/semi otomatis yang merupakan senapan laras panjang yang memiliki pilihan dalam menembak.

Senjata ini menggunakan peluru ukuran pistol sebagai senjata api jarak dekat.

 
Pengembangan senapan serbu selama Perang Dunia II mengubah pertempuran infanteri menjadi lebih cepat dengan saling berbagi tembakan di antara kubu yang berperang.
 
Contohnya, senapan serbu AK-47 milik Rusia adalah bagian yang menentukan dari perangkat militer pada abad 20.

Gerilya yang tak terhitung jumlahnya, militan, dan gerakan revolusioner mengadopsi senjata itu, dan diperkirakan ada sebanyak 100 juta AK-47 yang beredar pada awal abad 21.

 
4. Kapal Selam

Kapal selam jauh lebih mematikan bagi kru mereka sendiri dibandingkan terhadap target yang dituju sehingga kru kapal selam harus sangat berhati-hati dalam mengoperasikan kapal tersebut. 
 
Pada Perang Dunia I, semua kekuatan besar angkatan laut menggunakan kapal selam dalam armada mereka, tak terkecuali Jerman yang menggunakan U-boat sebagai sarana Kapal Selamnya untuk bertarung dalam perang.

U-boat Jerman mempunyai pengaruh yang besar terhadap Sekutu.

 
U-boat menenggelamkan lebih dari 10 juta pengiriman kapal sekutu. Saat itu, praktik penggunaan tak dibatasi sehingga Jerman bisa leluasa menggunakan kapal selam.
 
U-boat memiliki peran yang sama selama Perang Dunia II ketika Jerman hampir memutuskan jalur vital Inggris dengan Amerika Serikat.
 
Selain itu, beberapa kapal selam modern dibangun sebagai senjata anti-kapal. Kapal selam dilengkapi rudal balistik seperti kapal selam milik AS yang membawa 24 rudal Trident.
 
5. Senjata Biologi

Dalam sejarah konflik bersenjata, penyakit sering menelan lebih banyak korban daripada pertempuran.

Oleh karena itu, ada ilmuwan dalam peperangan untuk menciptakan senjata biologis.

 
Bibit-bibit sumber penyakit sengaja dibawa dalam sebuah peperangan untuk melumpuhkan lawan.

Virus dan bakteri tak mengenal ras dan bangsa dari setiap kelompok yang berperang. 

 
Contohnya, Jepang menggunakan senjata biologis di China dan melakukan program percobaan.

Hasilnya, lebih dari 3.000 orang tewas karena percobaan ini.

Kompas TV Sebagai tentara rakyat, TNI harus selalu dekat dengan rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com