Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Huzni, Pria Yazidi yang Selamatkan Istrinya dari Sekapan ISIS

Kompas.com - 23/08/2018, 17:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

BAGHDAD, KOMPAS.com - Foto itu terlihat kelabu tetapi kegembiraan dua orang yang ada di dalam foto itu amat jelas tergambarkan.

Keduanya berpelukan erat, wajah mereka memancarkan rasa lega dan cinta yang amat besar.

Kisah pertemuan kembali Huzni Murad Pissi dan istrinya, Jilan adalah satu dari banyak kisah bahagia yang muncul dari kota Mosul, Irak setelah kekalahan ISIS.

Baca juga: Gadis Yazidi Ini Kabur Setelah Bertemu Anggota ISIS yang Menyiksanya

Bulan ini empat tahun lalu, Jilan adalah satu dari 5.000 perempuan Yazidi yang diculik ISIS dari kota Sinjar, Irak.

Selain para perempuannya diculik, ribuan warga etnis minoritas Yazidi juga tewas dibunuh ISIS.

Penderitaan mereka mendapat perhatian dunia ketika 50.000 orang mengungsi dan terperangkap di Gunung Sinjar, sebelum sekutu menggelar serangan udara terhadap ISIS.

Namun, serangan udara sekutu itu tidak menyelamatkan Jilan, yang bersama para perempuan Yazidi lainnya dibawa ke Mosul untuk dijadikan budak seks.

Banyak perempuan ini yang baru bisa dibebaskan saat pasukan Irak merebut kembali Mosul dari tangan ISIS.

Bahkan, ribuan orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga hari ini.

Namun, kisah Huzni dan Jilan ini berbeda dan keberhasilan mereka lolos dari sekapan ISIS bak kisah dalam film.

Selama 30 bulan disekap ISIS, Jilan berhasil mencuri sebuah telepon genggam milik seorang anggota ISIS.

Apa yang dilakukan Jilan ini amat berbahaya karena jika ketahuan maka dia bisa diperkosa, disiksa atau dibunuh.

Diam-diam, Jilan menghubungi suaminya dan setelah beberapa kali percakapan dia berhasil mengidentifikasi lokasi penyekapannya.

Informasi itulah yang membuat Huzni, kini 37 tahun, memiliki kesempatan untuk menyelamatkan istri tercintanya.

Baca juga: Wanita Yazidi yang Jadi Budak Seks ISIS Beberkan Kisahnya

Akibat kesulitan membebaskan sendiri sang istri, Huzni menyewa seorang pembunuh bayaran.

Dia membunuh pria yang menyekap Jilan sebelum menyelundupkan perempuan itu keluar dari Mosul dan kembali ke pelukannya.

Huzni dan Jilan di kediaman mereka di sebuah kamp pengungsi di wilayah utara Irak. Jilan belum mau menunjukkan wajahnya, gambaran rasa trauma akibat siksaan fisik selama menjadi tawanan ISIS.Mirror/Philip Coburn Huzni dan Jilan di kediaman mereka di sebuah kamp pengungsi di wilayah utara Irak. Jilan belum mau menunjukkan wajahnya, gambaran rasa trauma akibat siksaan fisik selama menjadi tawanan ISIS.
Kini Huzni bisa tersenyum lebar. Bersama istrinya, dia kini tinggal di sebuah kamp pengungsi di wilayah utara Irak.

"Tidak sulit untuk memulai kembali. Saya amat bahagia, saya hanya ingin memulai kembali hidup dengan istri saya," kata Huzni.

Duduk di samping Huzdi adalah Jilan (26). Dia masih menutupi wajahnya, amat jelas dia masih sangat trauma dengan pengalaman buruknya.

Baca juga: Ribuan Perempuan Yazidi Diculik ISIS sejak 2014 Masih Belum Kembali

Namun, kebahagiaan terpancar dari Jilan terutama saat dia memeluk Raoah, putrinya yang baru berusia enam bulan.

"Saya sempat kehilangan harapan, tetapi suami saya mengatakan, 'Kamu akan kembali dan dicintai, saya akan tetap menantimu'," kata Jilan menirukan janji suaminya.

Tetapi ada sebab lain yang menjadikan pasangan ini luar biasa. Sebab, kisah Huzni tetap tak terungkap sementara kisah adik perempuannya mendunia.

Adik Huzni adalah Nadia Murad (25) perempuan Yazidi yang juga diculik dan menjadi budak seks ISIS di Mosul.

Sejak lolos dari kekejaman ISIS, Nadia menjadi aktivis ternama yang terus mengkampanyekan agar perlakuan ISIS terhadap etnis Yazidi dikatagorikan sebagai genosida.

ISIS merebut desa Kocho, tempat tingga Huzni dan Nadia Murad, pda 3 Agustus 2014.

Saat itu, Huzni yang adalah seorang polisi sedang pergi bekerja saat ISIS menyerang desanya.

Tak bisa pulang, Huzni langsung menuju ke Gunung Sinjar sambil berharap keluarganya ada di sana.

Nyatanya, di puncak gunung itu, Huzni hanya menemukan dua saudara laki-lakinya.

Istrinya, ibu, Nadia, serta dua lagi saudara perempuan dan enam saudara laki-laki Huzni digiring ke sebuah gedung sekolah.

Keenam saudar laki-laki Huzni itu menjadi korban pembantaian bersama 300-an orang lainnya.

Ibu Huzni juga tewas. Sementara sang ayah sudah meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya, sehingga tidak perlu menyaksikan kekejaman itu.

Setelah membunuh para pria, ISIS membawa para perempuan muda dan yang belum menikah ke Mosul. Salah satu yang dibawa adalah Jilan.

Setibanya di Mosul, mereka dimasukkan ke ruangan bawah tanah dan ditahan di sana selama 20 hari.

Selama itu pula, para anggota ISIS datang mengambil salah satu perempuan itu untuk kemudian diperkosa.

Jilan mengisahkan, bagaimana keberanian Nadia untuk melawan para nggota ISIS.

Baca juga: Akhirnya, PBB Turun Tangan Ungkap Genosida Yazidi oleh Teroris ISIS

"Dia selalu menjadi yang pertama melawan. Mereka akan menamparnya, tetapi Nadia akan memberikan pipi yang satu lagi dan mereka akan menamparnya lagi," kenang Jilan.

"Saya tidak seberani dia. Saya amat ketakutan," ujar Jilan.

Dengan keberaniannya, Nadia kabur tiga bulan kemudian sedankan Jilan masih disekap hingga Desember 2016.

Pengalaman Jilan yang paling mengerikan adalah saat dia dipilih oleh seorang anggota ISIS bertubuh tambun dan tinggi.

Anggota ISIS itu membawa Jilan pulang untuk tinggal bersama istri dan anak-anaknya. Meski demikian pria itu terus memperkosa Jilan.

Pria itu juga kerap memukuli Jilan, saat menolak untuk melayaninya. Bekas siksaan itu bahkan masih terlihat hingga kini.

Baca juga: Bagi ISIS, Perempuan Yazidi adalah Barang Dagangan dan Budak Seks

"Dia memukuli saya dengan menggunakan batangan besi. Tubuh saya benar-benar dipenuhi memar," kata Jilan.

Berkat Tuhan kemudian datang dalam bentuk sebuah telepon genggam yang tergeletak tak dijaga di kediaman anggota ISIS itu.

Namun, mengambil telepon itu Jilan membahayakan hidupnya sendiri. Di sinilah keberanian terpendam Jilan muncul.

Dia tak tahu apakah suaminya masih hidup atau sudah tewas tetapi Jilan tetap mengambil telepon itu.

Diam-diam dia menghubungi suaminya, dan saat mendengar suara Huzni di ujung sana, air mata Jilan tak terbendung.

"Kami berdua menangis dan menangis lalu tertawa, menangis lagi. Kami tak pernah menyangka bisa bertemu kembali," kenang Jilan.

Mengetahui istrinya disiksa membuat Huzni merasa hancur dan seakan tak ingin hidup lagi. Namun, dia sadar istrinya masih hidup dan harus diselamatkan.

"Saya harus meyakinkan dia bahwa dia akan selamat dan saya akan selalu menantinya," papar Huzni.

Baca juga: Gadis Yazidi Korban ISIS: Setiap Hari Selama 6 Bulan, Saya Diperkosa

Huzni memiliki sejumlah kenalan di Mosul dan membujuk seorang teman untuk membantunya.

Dengan menanggung risiko teramat besar, Huzni dan temannya menyewa seorang pembunuh bayaran untuk melacak pria penyekap Jilan.

Rencana disusun untuk menabrak anggota ISIS itu dengan menggunakan mobil hingga tewas. Tentu saja bukan rencana mudah karena Jiln hampir selalu ada bersama dia.

Namun, suatu hari pria itu bepergian sendiri. "Ya, mereka membunuh pria itu," ujar Huzni.

Meski sang penyekap sudah tewas nasib Jilan belumlah aman. Dua pekan kemudian muncul kesempatan bagi kawan Huzni untuk menyelundupkan Jilan.

Baca juga: Pulang Kampung, Aktivis Perempuan Yazidi Tak Tahan Menangan Tangis

"Mereka membawanya ke sebuah pos pemeriksaan dan menyerahkan Jilan kepada tentara Irak," kata Huzni sambil tersenyum.

Huzni kemudian memperlihatkan pesta pernikahannya dengan Jilan yang direkam di sebuah telepon.

Terlihat warga desa bernyanyi dan menari gembira, hal yang menyedihkan adalah 80 persen orang di pesta itu telah tewas.

Bagi warga etnis Yazidi yang masih hidup, kesedihan masih mendominasi kehidupan mereka.

Kota Sinjar hancur lebur, sehingga mereka belum bisa pulang dan ribuan dari mereka masih tinggal di pengungsian.

Mereka yang beruntung, seperti Nadia mendapatkan suaka di luar negeri. Kini Nadia tinggal di Jerman.

Saudara laki-laki dan ayah Jilan masih belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Sementara Huzni juga kehilangan seorang keponakan, saudari ipar, dan sepupu perempuan. Keberadaan dan nasib mereka belum diketahui hingga kini.

Baca juga: Hampir 10.000 Warga Yazidi Jadi Korban ISIS di Irak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com