Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Huzni, Pria Yazidi yang Selamatkan Istrinya dari Sekapan ISIS

Kompas.com - 23/08/2018, 17:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

Kini Huzni bisa tersenyum lebar. Bersama istrinya, dia kini tinggal di sebuah kamp pengungsi di wilayah utara Irak.

"Tidak sulit untuk memulai kembali. Saya amat bahagia, saya hanya ingin memulai kembali hidup dengan istri saya," kata Huzni.

Duduk di samping Huzdi adalah Jilan (26). Dia masih menutupi wajahnya, amat jelas dia masih sangat trauma dengan pengalaman buruknya.

Baca juga: Ribuan Perempuan Yazidi Diculik ISIS sejak 2014 Masih Belum Kembali

Namun, kebahagiaan terpancar dari Jilan terutama saat dia memeluk Raoah, putrinya yang baru berusia enam bulan.

"Saya sempat kehilangan harapan, tetapi suami saya mengatakan, 'Kamu akan kembali dan dicintai, saya akan tetap menantimu'," kata Jilan menirukan janji suaminya.

Tetapi ada sebab lain yang menjadikan pasangan ini luar biasa. Sebab, kisah Huzni tetap tak terungkap sementara kisah adik perempuannya mendunia.

Adik Huzni adalah Nadia Murad (25) perempuan Yazidi yang juga diculik dan menjadi budak seks ISIS di Mosul.

Sejak lolos dari kekejaman ISIS, Nadia menjadi aktivis ternama yang terus mengkampanyekan agar perlakuan ISIS terhadap etnis Yazidi dikatagorikan sebagai genosida.

ISIS merebut desa Kocho, tempat tingga Huzni dan Nadia Murad, pda 3 Agustus 2014.

Saat itu, Huzni yang adalah seorang polisi sedang pergi bekerja saat ISIS menyerang desanya.

Tak bisa pulang, Huzni langsung menuju ke Gunung Sinjar sambil berharap keluarganya ada di sana.

Nyatanya, di puncak gunung itu, Huzni hanya menemukan dua saudara laki-lakinya.

Istrinya, ibu, Nadia, serta dua lagi saudara perempuan dan enam saudara laki-laki Huzni digiring ke sebuah gedung sekolah.

Keenam saudar laki-laki Huzni itu menjadi korban pembantaian bersama 300-an orang lainnya.

Ibu Huzni juga tewas. Sementara sang ayah sudah meninggal dunia beberapa tahun sebelumnya, sehingga tidak perlu menyaksikan kekejaman itu.

Setelah membunuh para pria, ISIS membawa para perempuan muda dan yang belum menikah ke Mosul. Salah satu yang dibawa adalah Jilan.

Setibanya di Mosul, mereka dimasukkan ke ruangan bawah tanah dan ditahan di sana selama 20 hari.

Selama itu pula, para anggota ISIS datang mengambil salah satu perempuan itu untuk kemudian diperkosa.

Jilan mengisahkan, bagaimana keberanian Nadia untuk melawan para nggota ISIS.

Baca juga: Akhirnya, PBB Turun Tangan Ungkap Genosida Yazidi oleh Teroris ISIS

"Dia selalu menjadi yang pertama melawan. Mereka akan menamparnya, tetapi Nadia akan memberikan pipi yang satu lagi dan mereka akan menamparnya lagi," kenang Jilan.

"Saya tidak seberani dia. Saya amat ketakutan," ujar Jilan.

Dengan keberaniannya, Nadia kabur tiga bulan kemudian sedankan Jilan masih disekap hingga Desember 2016.

Halaman:
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com