Republik Chechnya yang mayoritas penduduknya beragama Islam terus menerus didera kekerasan sejak dua perang brutal ketiga negeri itu berusaha melepaskan diri dari Rusia pada 1991.
Chechnya kini dipimpin Ramzan Kadyrov yang pro-Kremllin. Dia sedang berkunjung ke Arab Saudi saat serangan terjadi.
"Propagande ekstremis terhadap para pemuda ini menjadi biang serangan," ujar Kadyrov.
Kadyrov menambahkan, serangan itu ditujukan untuk membuat warga Chechnya yang memperingati hari Idul Adha ketakutan.
"Namun, kini situasi di Grozny dan Chechnya sudah kembali tenang," tambah Kadyrov.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.