Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2018, 11:49 WIB
|

Harga barang yang menjadi tak masuk akal ini disebabkan ketika pasokan uang lebih banyak dari ketersediaan barang.

Alhasil, nilai uang menjadi amat anjlok. Kondisi ini terjadi saat pemerintah mencetak lebih banyak uang untuk membiayai pengeluaran di atas pendapatan negeri itu.

Masalah lain dari kondisi hiperinflasi ini adalah hilangnya kepercayaan warga terhadap mata uangnya sendiri.

Baca juga: Tahun Ini, Inflasi Venezuela Bakal 1 Juta Persen

Sebab, nilai uang yang mereka pegang sehari-hari tak mampu lagi digunakan untuk membeli kebutuhan hidup.

Kesulitan lain yang harus dihadapi adalah cara berbagai perusahaan menggaji karyawan mereka.

Situasi ini memicu "kreativitas" pengusaha misalnya memberikan uang bonus berupa telur ayam. Sementara itu, penggunaan mata uang asing yang nilainya stabil menjadi hal yang biasa.

Untuk mengatasi hal inilah, pemerintah Venezuela menerbitkan uang kertas baru yang dinamakan "sovereign bolivar" atau bolivar yang berdaulat.

Mata uang baru ini akan "dipadankan" dengan uang digital Venezuela, petro. Setiap petro bernilai 60 dolar AS, berdasarkn harga satu barel minyak mentah Venezuela.

Artinya, akan ada 3.600 uang bolivar baru yang menandakan bakal terjadinya devaluasi besar-besaran.

Pada Senin (20/8/2018), Bank Sentral Venezuela menetapkan 68.65 bolivar baru untuk setiap dolarnya. Padahal, dulu setiap dolar AS setara dengan "hanya" 2,48 bolivar.

Meski demikian, Pemerintah Venezuela yakin penerbitan mata uang baru ini bisa menekan laju inflasi.

Sebuah contoh sederhana disajikan. Dengan mata uang lama secangkir kopi di ibu kota Caracas dihargai 2,5 juta bolivar.

Dengan mata uang baru, secangkir kopi diharapkan bisa diminum dengan harga normal yaitu 25 sen.

Baca juga: Uang Pensiun Warga Venezuela Tak Cukup Membeli 15 Butir Telur

Apakah langkah ini akan berhasil? Banyak kalangan meragukannya karena pada 2008 pendahulu Maduro, Hugo Chavez, memangkas tiga angka nol dari mata uang bolivar.

Hasilnya, tetap tak bisa mencegah terjadinya hiperinflasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com