Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Aktivis di Arab Saudi Terancam Hukuman Mati

Kompas.com - 23/08/2018, 10:51 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Seorang perempuan aktivis terancam hukuman mati di Arab Saudi karena berpartisipasi dan mendokumentasikan unjuk aksi protes terhadap pemerintah.

Jika terbukti bersalah, dia akan menjadi perempuan aktivis pertama yang dieksekusi mati.

CNN mengabarkan pada Selasa (26/8/2018), Human Rights Watch (HRW) menyebut Israa al-Ghomghan dan suaminya merupakan dua dari lima aktivis yang terancam hukuman mati.

Mereka terlibat dalam aksi protes mengenai hak asasi manusia dua juta muslim syiah yang bermukim di provinsi timur Saudi.

Baca juga: Keluarga Kerajaan Saudi 16 Kali Lebih Kaya Ketimbang Monarki Inggris

Aktivisi Saudi berbasis di Jerman, Ali Adubisi, menyatakan ada satu lagi terdakwa yang masih menjalani persidangan, namun tidak dihadapkan pada hukuman mati.

Para aktivis dituduh bergabung dengan kelompok teror yang berafiliasi dengan negara musuh untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa dan mengunggah rekaman tersebut secara online.

Adubisi mengatakan, jaksa menuntut kelimanya pada awal bulan ini dan merupakan persidangan pertama mereka, setelah dua tahun mendekam di penjara.

"Eksekusi apa pun sungguh mengejutkan, tetapi menuntut hukuman mati bagi aktivis seperti Israa al-Ghomgham, yang bagkan tidak dituduh melakukan kekerasa, merupakan hal mengerikan," kata direktur HRW wilayah Timur Tengah, Sarah Leah Whitson.

Persoalan penangkapan aktivis oleh Saudi telah membuat hubungan negara tersebut dengan pemerintah Kanada makin meruncing baru-baru ini.

Pemerintah Kanada meminta agar Saudi membebaskan segera para aktivis, termasuk aktivis kesetaraan gender peraih penghargaan internasional, Samar Badawi.

Penangkapan tersebut terjadi setelah belasan aktivis perempuan Saudi ditahan atas tuduhan membahayakan keamanan nasional.

Baca juga: 1.000 Dokter Magang asal Saudi Ditarik, RS di Kanada Kebingungan

Saudi menarik duta besarnya di Kanada, membekukan semua kerja sama perdagangan dan investasi. Negeri pimpinan Raja Salman itu juga merelokasi ribuan mahasiswa Saudi yang menempuh pendidikan di Kanada.

Tak hanya sampai di situ, maskapai milik negara, Saudia, juga menangguhkan penerbangan langsung ke Toronto. Kemudian, pasien dari Saudi yang berobat di Kanada akan dipindahkan ke negara lainnya.

"Kanada akan selalu berbicara kuat dan jelas baik secara pribadi maupun publik terkait masalah HAM," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, seperti dikutip dari AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com