MOSKWA, KOMPAS.com - Produsen sistem pertahanan anti-serangan udara S-400 dari Rusia mengumumkan bakal melakukan pengiriman ke Turki tahun depan.
CEO Rosoboronexport, Alexander Mikheev menyatakan, ketika meneken kontrak penjualan dengan Turki, terdapat tenggat waktu yang harus segera ditepati.
"Di 2019, kami bakal melaksanakan kontrak tersebut," kata Mikheev kepada Interfax via media Turki Hurriyet Selasa (21/8/2018).
Baca juga: Rusia Harap Kontrak Penjualan S-400 dengan India Rampung Tahun Ini
Turki telah menyepakati pembelian sistem rudal tersebut dengan membayar uang muka 2,5 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 36,5 triliun.
Pejabat anonim Turki menuturkan, sistem pertahanan berkode NATO Sa-21 Growler itu sudah siap digunakan di Juli 2019.
Rosoboronexport melanjutkan, dalam pembayarannya, Turki mengusahakan agar Rusia bersedia menggunakan mata uang mereka, lira.
Langkah tersebut dilakukan menyusul merosotnya lira hingga 40 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2018 ini.
S-400 adalah sistem rudal yang bisa merontokkan pesawat tempur lawan dari jarak 400 kilometer dan rudal balistik dari jarak 60 kilometer.
Sistem tersebut terdiri dari radar multifungsi, sistem pendeteksi mandiri, rudal anti-serangan udara, tabung peluncur, dan kendaraan komando.
S-400 mampu menembakkan empat jenis rudal, tergantung target yang dihadapi, untuk memberikan pertahanan berlapis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.