Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Malaysia Bisa Belajar Banyak dari China

Kompas.com - 22/08/2018, 11:47 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Selasa (21/8/2018) mengatakan, negerinya harus belajar banyak hal dari China.

Terutama, lanjut Mahathir, bagaimana China mampu menyediakan makanan, teknologi, dan lapangan kerja bagi 1,4 miliar warganya.

Mahathir menambahkan, tak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan warganya, China juga masih memproduksi beras yang cukup untuk keperluan ekspor.

Baca juga: 100 Hari Pertama, Mahathir Klaim Penuhi 21 dari 60 Janji Kampanye

"Malaysia, dengan penduduk 30 juta orang, hanya mampu menghasilkan beras untuk 70 persen warganya meski pemerintah sudah memberikan subsidi pupuk," ujar Mahathir kepada jurnalis di pengujung kunjungan kerja lima harinya di Beijing.

Salah satu tempat yang dikunjungi Mahathir di Negeri Tirai Bambu adalah Akademi Ilmu Pertanian China dan Taman Inovasi Teknologi dan Ilmu Pertanian Nasional.

Mahathir melanjutkan, Malaysia juga bisa belajar dari China cara memasarkan produknya lewat dunia maya tak hanya ke pasar domestik tetapi juga dunia.

Hal ini disampaikan saat Mahathir membagi pengalamannya usai mengunjungi markas besar Alibaba Group di Hangzhou dan bertemu sang pendiri, Jack Ma.

"Warga desa bisa memasok kebutuhan seluruh negeri, bahkan dunia, dengan menjual produk secara online. Kita tak mungkin hidup dalam kemiskinan," tambah dia.

Mahathir juga membagi pengalamannya mengendarai kereta api super cepat dari Hangzhou menuju Beijing.

Dia menyatakan, Malaysia belum membutuhkan jaringan kereta api super cepat.

"Kereta api ini bergerak di kecepatan 300 km per jm. Anda tidak butuh kereta dengan kecepatan ini dari KL menuju Singapur," ujar dia.

Di saat yang sama Mahathir mengkritik pendahulunya, Najib Razak, yang mengucurkan dana 72 miliar ringgit (Rp 256,4 triliun) hanya untuk mengurangi beberapa menit masa perjalanan.

Baca juga: Mahathir: Bunga Utang Pemerintahan Dahulu Saja Sudah Bikin Bangkrut

Di sisi lain, Mahathir menegaskan, Malaysia juga bisa belajar dari China tentang bagaimana cara negeri itu menyediakan lapangan kerja bagi 15 juta sarjananya setiap tahun.

"Angka pengangguran begitu tinggi di Malaysia karena kita tak bisa memmberikan cukup lapangan kerja, tetapi memang sejumlah orang tidak mau bekerja," Mahathir menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com