Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Takut jika CIA Menguping Pembicaraan dan Membunuhnya

Kompas.com - 22/08/2018, 10:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CEBU CITY, KOMPAS.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan dia mempunyai niat untuk membuang telepon seluler pintar (smartphone).

Dalam pidato di Cebu City, Duterte mengaku takut jika Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) menyadap pembicaraannya, dan berniat membunuhnya.

"Saya tahu AS mendengarkan. Saya tahu itu adalah CIA, yang mungkin juga bakal membunuh saya," kata Duterte dilansir Russian Today Rabu (22/8/2018).

Baca juga: Duterte: Jika Pesawat Saya Meledak, Silakan Tanya CIA

Presiden yang akrab dipanggil Digong itu menyatakan dia takut AS bakal membalas dendam karena kebijakan luar negeri yang diklaim mandiri.

Salah satu kebijakan tersebut adalah niat Duterte untuk mulai melirik kerja sama militer dengan negara di luar AS.

Mantan Wali Kota Davao itu berkata, untuk mencegah gangguan pihak asing, dia berencana untuk menggunakan ponsel lama yang dia sebut tak mudah diintervensi.

Selain itu, keinginannya beralih dari smartphone juga diperkuat dengan fakta bahwa dia tidak terlalu melek dengan teknologi.

Dengan bercanda, Duterte menyatakan pernah mengirim sebuah pesan rahasia ke seluruh kontak aplikasi Viber setelah tak sengaja menekan instruksi send all.

Bukan kali ini saja Duterte melontarkan ketakutan terhadap CIA. Pekan lalu, presiden 73 tahun itu berujar bahwa CIA menginginkannya mati.

Kepala Polisi Nasional Filipina, Oscar Albayalde, menyatakan sampai saat ini, jajarannya tidak menemukan ancaman nyata kepada Duterte.

"Meski presiden, ancaman tetap selalu ada. Namun, saya menjamin kami tidak melihat klaim Presiden soal adanya ancaman dari CIA," ujar Albayalde kepada CNN via Inquirer.

AS memutuskan menolak penjualan senapan serbu karena begitu prihatin dengan pelanggaran HAM di Filipina berkaitan perang anti-narkoba yang dilancarkan Duterte.

Setelah itu, Duterte melirik pihak lain. Tahun lalu, dia menjalin kerja sama militer dengan Rusia, yang langsung memasok 5.000 pucuk senapan serbu Kalashnikov.

Duterte sempat melontarkan kecaman kepada AS setelah dia mendapat imbauan untuk tidak membeli kapal selam dari Negeri "Beruang Merah".

Baca juga: Diminta Jauhi Senjata Rusia, Begini Balasan Duterte ke AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com