TEL AVIV, KOMPAS.com - AD Israel, Selasa (21/82018), mengumumkan dimulainya investigasi terhadap para prajurit yang menembak dua remaja Palestina di perbatasan Jalur Gazza.
Ini merupakan investigasi pertama dalam kasus dugaan kekerasan tentara terhadap para pengunjuk rasa Palestina.
Keputusan militer untuk membuka investigasi adalah sebuah langkah langka dan muncul di tengah tekanan dunia internasional terhadap militer Israel yang menggunakan peluru tajam dalam menangani unjuk rasa.
Baca juga: Militer Israel Tidak Lagi Bidik Warga Gaza yang Terbangkan Layang-layang
Pemerintah Israel selama ini bersikukuh bahwa penggunaan kekeraasan diperlukan untuk mempertahankan perbatasan serta untuk menghentikan infiltrasi dan serangan.
Lewat pernyataan resminya, AD Israel mengatakan, Abdul Fatah Abdul Nabi (18) tewas ditembak di perbatasan di sisi utara Gaza pada 30 Maret 2018.
Dia adalah satu dari 20 warga Palestina yang tewas di hari yang sama di saat warga Gaza meluncurkan aksi protes di sepanjang perbatasan.
Dalam pernyataan ini, militer Israel tidak menjelaskan situasi di seputar kematian Nabi.
Namun, militer Israel mengatakan, 10 orang yang tewas hari itu memiliki latar belakang terorisme bersama Hamas dan kelompok militan lainnya tersebut terbunuh saat melakukan aksi teror.
Sebuah video yang dipublikasikan situs berita Israel Ynet memperlihatkan Nabi sedang berlari menjauhi pagar sambil membawa sebuah ban.
Saat itulah dia tertembak di punggung dan langsung terjatuh ke tanah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.