Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdengar Ledakan saat Presiden Afghanistan Berpidato Sambut Idul Adha

Kompas.com - 21/08/2018, 16:42 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

KABUL, KOMPAS.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sedang berpidato melalui siaran langsung televisi untuk menyambut perayaan Idul Adha.

Kemudian, terdengar ledakan di dekat istana kepresidenan. Mortir ditembakan oleh militan ke pusat area diplomatik di Kabul.

Sedikitnya 10 ledakan terdengar selama Presiden Ghani menyampaikan pesan Idul Adha. Gambar-gambar di televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit.

Melansir BBC, Selasa (21/8/2018), helikopter tempur dikerahkan yang selanjutnya menembaki sebuah gedung yang diyakini sebagai lokasi keberadaan para militan, di distrik Reka Khana.

Baca juga: Presiden Afghanistan Serukan Gencatan Senjata selama Tiga Bulan dengan Taliban

Pasukan Afghanistan masih mengamankan sejumlah area yang menjadi target. Kendati, seruan Ghani untuk gencatan senjata pada Idul Adha ditolak oleh kelompok Taliban pada Senin (20/8/2018).

Namun hingga kini, masih belum jelas pelaku yang menembakkan mortir dan berapa orang yang terlibat.

Setelah beberapa jam setelah ledakan, semua penyerang diklaim telah terbunuh. Empat orang lainnya terluka, di mana dua di antaranya merupakan pasukan keamanan.

"Pagi ini sekelompok teroris mengambil alih bangunan di Reka Khana dan menembakkan beberapa roket ke arah Kabul," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Najib Danish kepada AFP.

Sementara itu, juru bicara kepolisian Kabul, Hashmat Stanikzai, menyatakan bentrokan senjata berlangsung di dekat masjid.

"Polisi telah mengepung area tersebut," ucapnya.

Sebelumnya, Ghani  menawarkan gencatan senjata sementara selama Idul Adha hingga diperpanjang sampai 21 November 2018, untuk menandai hari kelahiran Nabi Muhammad.

Baca juga: AS Harap Gencatan Senjata di Afghanistan Membuat Idul Adha Berlangsung Damai

"Saya sekali lagi mengumumkan gencatan senjata mulai besok sampai hari ulang tahun nabi asalkan Taliban menanggapinya," ucap Ghani.

Pria berusia 69 tahun ini akan menyingkirkan semua hambatan untuk menuju perdamaian tersebut, setelah berkonsultasi dengan para ulama, partai politik, dan kelompok masyarakat sipil.

"Kami menyerukan kepada pimpinan Taliban untuk menyambut keinginan warga Afghanistan mengenai perdamaian abadi dan nyata," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com