Dua Korea Sepakat Tutup Sejumlah Pos Penjagaan di Zona Demiliterisasi

SEOUL, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Utara dan Selatan dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk menutup sejumlah pos penjagaan di sepanjang perbatasan kedua negara.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Song Young-moo mengatakan, antara Seoul dengan Pyongyang kini tengah membahas percobaan pengurangan pos penjagaan di perbatasan.

Hal tersebut sebagai salah satu tindak lanjut dalam proses perdamaian yang terjalin menyusul pertemuan puncak antara Presiden Moon Jae-in dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada April lalu.

Disampaikan Song, Korea Selatan akan menarik petugas di sekitar 10 pos penjagaan. Hal tersebut sebagai bagian dari langkah-langkah membangun kepercayaan di antara kedua negara.

Baca juga: Korsel-Korut Bakal Bahas Penghapusan Pasukan di Zona Demiliterisasi

"Kami pertama akan menarik satu atau dua pos penjagaan dan secara bertahap memperluasnya," kata Song di hadapan anggota parlemen.

Ditambahkan Song, pemerintah Korea Utara juga akan mengambil tindakan yang setara.

"(Korea) Utara dan Selatan telah setuju untuk menarik pos-pos penjaga yang paling dekat satu sama lain."

"Yang terdekat berjarak sekitar 700 meter dan kami akan mulai menarik pos penjagaan yang berada dalam jarak satu kilometer," tambahnya.

Pyongyang dan Seoul secara teknis masih berperang setelah Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan dengan perjanjian damai.

Antara kedua negara kini dipisahkan oleh wilayah perbatasan yang disebut dengan Zona Demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea menjadi utara dan selatan.

Meski disebut zona demiliterisasi, namun perbatasan tersebut merupakan salah satu perbatasan dengan penjagaan paling ketat di seluruh dunia, dengan sejumlah pos penjagaan, ladang ranjau dan kawat berduri.

Sumber dari kementerian pertahanan mengatakan kepada AFP bahwa masalah penarikan penjaga di pos perbatasan masih dalam pembahasan.

Saat ditanya apakah pos penjagaan bakal dihapuskan secara fisik, sumber menolak mengklarifikasi.

Baca juga: Replika Panmunjom Ini Jadi Atraksi Wisata Setelah KTT Antar-Korea