KOMPAS.com - Hari ini 75 tahun lalu, tepatnya 21 Agustus 1942, berlangsung pertempuran di kota Stalingrad, Uni Soviet.
Pertempuran kota di Stalingrad yang terletak di tepian Sungai Volga, Rusia, dianggap sebagai titik balik Perang Dunia II, karena kekalahan di kota ini membuat pasukan Jerman bergerak mundur dari Uni Soviet.
Pertempuran ini dianggap sebagai yang terbesar dan paling brutal dalam sejarah perang dengan melibatkan 2,2 juta prajurit kedua belah pihak. Akibatnya sekitar 1,7 juta orang tewas, terluka, dan tertangkap.
Latar belakang
Pada 22 Juni 1941, Nazi melakukan Operasi Barbarossa. Ini adalah operasi besar-besaran yang digelar Adolf Hitler untuk menginvasi Uni Soviet, yang sebelumnya telah menandatangani pakta tak saling serang dengan Jerman.
Hitler menyebutkan, ada 3,8 juta personelnya untuk mengimbangi pasukan Soviet.
Aliansi dari Jerman seperti Italia, Rumania, Hungaria, dan Slovakia dikerahkan. Selain itu, relawan dari beberapa negara yang pro-Nazi juga bergabung.
Sebelum Operasi Barbarossa dimulai, pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin yakin pasukan Jerman tidak akan menyerang. Ia menganggap mereka yang berseberangan dengan dirinya sebagai pengkhianat.
Saat itu, banyak pengungsian di wilayah Uni Soviet, dan patroli Jerman dengan seragam Soviet melintasi perbatasan.
Jerman akhirnya melakukan penyerangan dan menghancurkan pasukan Uni Soviet tetapi gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk terus-menerus mengirim bala bantuan dari Timur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.