Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Turki Bertindak Sembrono dengan Tak Bebaskan Pendeta AS

Kompas.com - 18/08/2018, 10:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyebut pemerintahannya bakal memperjuangan pembebasan pendeta yang ditahan otoritas Turki.

Komentar Trump muncul setelah Turki menolak permintaan bebas yang diajukan Pendeta Andrew Brunson asal Carolina Utara.

Dilansir Reuters Jumat (17/8/2018), kepada wartawan di Gedung Putih, Trump mengatakan seharusnya Turki sudah menyerahkan Brunson.

Baca juga: AS Siap Jatuhkan Sanksi Lagi ke Turki jika Pendetanya Tak Dibebaskan

"Dalam opini saya, mereka sudah melakukan tindakan yang sangat, sangat, sangat sembrono," tutur presiden 72 tahun itu.

"Kami tidak sekadar berdiam diri saja dan membiarkan semuanya berlalu. Mereka tak bisa seenaknya menahan warga kami," tegas Trump.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyatakan Washington siap untuk menjatuhkan sanksi baru jika Brunson tak kunjung dibebaskan.

Menteri 55 tahun itu berkata, Trump berkata bahwa Turki bukanlah sekutu yang baik. Sebabnya, AS sudah membebaskan banyak warga Turki atas permintaan Erdogan.

Dia merujuk kepada desakan Trump kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melepas Ebru Ozkan, warga yang dianggap bersekongkol dengan Hamas.

"Kami mengeluarkan orang untuk dia. Namun, dia tidak melakukan hal yang sama ketika kami meminta tolong. Tidak adil namanya," keluh Mnuchin.

Brunson, pendeta Gereja Presbyterian, ditangkap karena dianggap terlibat dalam upaya kudeta menggulingkan Erdogan yang gagal di 2016.

Selain menjatuhkan sanksi kepada dua menteri Turki, Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan penggandaan tarif bea masuk baja dan aluminium.

Keputusan Trump membuat mata uang Turki, lira, merosot hingga 16 persen dibanding dolar AS pada pekan lalu.

Baca juga: Ankara Ancam Bakal Ambil Tindakan Jika AS Kembali Menjatuhkan Sanksi pada Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com