Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Yazidi Ini Kabur Setelah Bertemu Anggota ISIS yang Menyiksanya

Kompas.com - 16/08/2018, 21:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

STUTTGART, KOMPAS.com - Hari-hari Ashwaq Ta'lo seharusnya menyenangkan ketika dia hidup di Stuttgart, Jerman, setelah jadi korban perbudakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Namun, gadis Yazidi itu terpaksa melarikan diri dari Jerman dan kembali ke Kurdistan setelah bertemu dengan salah satu anggota ISIS yang menyiksanya.

Dilansir media Kurdistan Bas News via Russian Today Kamis (16/8/2018), peristiwa itu terjadi pada 21 Februari lalu.

Baca juga: Wanita Yazidi yang Jadi Budak Seks ISIS Beberkan Kisahnya

Saat itu, dia sedang pulang ke rumahnya ketika dicegat oleh pria berjenggot. Dia terkejut karena itu adalah Abu Humam.

Humam merupakan anggota ISIS yang membelinya seharga 100 dolar AS, setara Rp 1,4 juta, saat berada di Mosul, Irak, pada 2015.

Selama 10 bulan, Humam terus menyiksa Ashwaq setiap harinya hingga dia dan empat gadis Yazidi lainnya berhasil kabur ke Gunung Sinjar.

"Saya terkejut dan langsung terpaku setelah mengamati wajahnya. Dia Abu Humam dengan jenggot dan wajah jeleknya," ucap Ashwaq.

Dengan bahasa Jerman, Humam mengatakan bahwa dia mengenali Ashwaq. Remaja berusia 18 tahun tersebut sempat menyangkalnya.

"Ya, Anda Ashwaq. Saya Abu Humam. Kita pernah berada di Mosul. Saya tahu di mana Anda tinggal, dan apa kegiatan Anda sekarang," kata Ashwaq menirukan Humam.

Dia langsung berlari ke supermarket terdekat, dan menunggu hingga Humam tak kelihatan kembali. Setelah itu dia langsung pulang.

Sesampai di rumah, Ashwaq segera menemui kakaknya dan menceritakan apa yang baru saja dia lihat. Keesokan harinya mereka pergi ke manajer bagian pengungsian.

Mereka menceritakan adanya anggota ISIS kepada manajer itu, yang kemudian membuat laporan ke kepolisian lokal.

Setelah memberi pertanyaan ke Ashwaq, polisi melakukan pengecekan kamera CCTV supermarket, dan langsung mengenali Humam.

Ashwaq terkejut ketika polisi menjelaskan bahwa Humam merupakan pengungsi terdaftar, sama seperti dirinya.

"Mereka tak bisa melakukan sesuatu karena dia juga pengungsi. Jadi, mereka hanya memberikan nomor darurat jika Humam menyerang," ujar Ashwaq.

Baca juga: Ribuan Perempuan Yazidi Diculik ISIS sejak 2014 Masih Belum Kembali

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com