Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Fidel Castro, Simbol Revolusi Komunis

Kompas.com - 14/08/2018, 22:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

4. Perang Gerilya 1956-1959.
Setelah mendapatkan yacht bernama Granma, Castro berlayar dari Tuxpan bersama 81 anggota revolusi lainnya di 25 November 1956.

Mereka baru sampai pada 2 Desember 1956 di rawa bakau Manzanillo, dan langsung disambut serangan pasukan Batista.

Serangan itu membuat anggota revolusi terbunuh maupun tertangkap. Hanya tersisa 12 orang termasuk Castro, Raul, dan Guevara.

Mereka mengungsi di kawasan Gunung Sierra Maestra, dan memulai kampanye melawan militer pemerintah menggunakan taktik perang gerilya.

Baca juga: Castro Sebut Trump Bangkitkan Lagi Semangat Perang Dingin AS-Kuba

Propaganda yang dilakukan mulai menuai kesuksesan dengan banyak orang meminta bergabung dalam gerakan gerilya.

Pada 1958, Castro dan pasukannya memulai serangkaian operasi untuk merebut sejumlah area penting di Kuba.

Dengan semakin melemahnya dukungan, Batista memilih melarikan diri ke Republik Dominika pada 1 Januari 1959.

Di usia 32 tahun, Castro sukses menghancurkan pemerintahan Batista ketika 800 pengikutnya mengalahkan 30.000 serdadu pemerintah.

Pemerintahan darurat sementara digulirkan, dengan Manuel Urrutia didapuk sebagai presiden, dan Jose Miro Cardona menjadi perdana menteri.

Langkah itu dengan cepat membuat AS mengakui. Sementara Castro masuk ke Havana dengan dielukan pendukungnya, dan dilantik sebagai panglima militer.

Di Februari 1959, Miro mengundurkan setelah berselisih paham dengan Castro yang marah karena melihat ribuan orang menjadi pengangguran.

Mereka menganggur setelah pemerintah menutup kasino dan rumah bordil. Setelah mundur, Miro lari ke AS, dan bergabung dengan pergerakan anti-Castro.

Baca juga: Mobil Jenazah Fidel Castro Mogok di Tengah Jalan

5. Mengubah Kuba Menjadi Komunis
Di 16 Februari 1959, Castro dilantik sebagai Perdana Menteri Kuba. Dia melakukan reformasi dengan nasional sejumlah pabrik dan perkebunan AS.

Di tengah reformasi itu, dia mengumumkan bakal memberlakukan kompensasi kepada perusahaan asing yang propertinya dinilai rendah untuk menghindari pajak.

Kebijakan itu dirasa menyulitkan perusahaan-perusahaan AS. Segera setelah itu hubungan Washington dan Havana memburuk.

Selama dia menjabat, Castro selalu menolak jika disebut komunis. Namun bagi rakyat AS, kebijakannya terlalu condong ke Uni Soviet.

Baca juga: Seni Tokoh dan Tokoh Seni, Antara Castro, Obama, Putin, dan Soekarno

Pada April 1959, Castro berkunjung ke AS dan menjadi tamu Klub Pers Nasional. Dia menyewa konsultan relasi publik untuk membantunya mempromosikan diri.

Namun, Presiden AS saat itu, Dwight Eisenhower, menolak untuk bertemu dengan Castro dalam acara tersebut.

Mei 1959, dia menandatangani Undang-undang Reformasi Agraria untuk membatasi asing dalam memiliki tanah di Kuba.

Di atas kertas, undang-undang itu bertujuan agar petani lebih mandiri. Namun pada kenyataannya supaya negara bisa menguasai tanah-tanah tersebut.

Di akhir 1959, revolusi Castro semakin radikal. Dia membersihkan pembersihan kalangan elite politik maupun militer.

Dalam pembersihan tersebut, Urrutia dipaksa mengundurkan diri. Selain itu, Castro menekan media yang kritis terhadap kebijakannya.

Rezim Castro juga mulai menjalin hubungan dengan Soviet. Moskwa mengirim 100 penasihat yang fasih berbahasa Spanyol untuk membantu pembentukan komite pertahanan.

Di Februari 1960, Kuba meneken perjanjian perdagangan minyak dengan Soviet dan menjalin hubungan diplomatik.

Ketika kilang yang dimiliki AS menolak menyediakan minyak, Castro mengusir mereka. Washington membalas dengan memotong impor gula Kuba.

Baca juga: Abu Fidel Castro Diarak sebelum Dimakamkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com