Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kamboja Gerebek Prostitusi Ilegal, 50 Warga China Ditangkap

Kompas.com - 14/08/2018, 15:58 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

PHNOM PEHN, KOMPAS.com - Tak kurang dari 50 orang warga China ditangkap di Kamboja dalam sebuah penggerebekan terhadap sebuah jaringan prostitusi di provinsi Sihanoukville, Selasa (14/8/2018).

Sihanoukville dikenal sebagai pusat investasi China di Kamboja. Di kota ini pembangunan kasino dan hotel yang dibiayai pengusaha China berkembang dengan amat cepat.

Sihanoukville, kota pesisir yang berjarak 225 kilometer sebelah barat Phnom Pehn, mengalami kemajuan pesat dalam pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Pipa Air Tersumbat Kondom Bekas, Bisnis Prostitusi Ilegal Terbongkar

Pembangunan yang dibiayai modal dari China itu diiringi membanjirnya para pekerja dari negeri Tirai Bambu.

Serbuan pekerja dan modal dari China itu meski menumbuhkan perekonomian tetapi juga memicu kebencian masyarakat lokal terhadap para pekerja "impor" itu.

Selain itu, pemerintah setempat menyebut angka kriminalitas meningkat di kota yang dahulu dikenal amat tenang dan sepi.

Gubernur Sihanoukville Yun Min mengatakan, investasi China di provinsi itu sudah mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,5 triliun.

Sayangnya, kedatangan uang juga menumbuhkan jaringan prostitusi ilegal yang dikelola dan ditujukan untuk warga China di kota tersebut.

"Saat banyak warga China datang, maka banyak permintaan untuk layanan (prostitusi). Hal semacam itu ilegal di negara kami jadi kami melakukan pemberantasan," kata Yun Min kepada Reuters.

"Pemberantasan prostitusi ilegal ini akan terus berlanjut," tambah sang gubernur.

Kepala kepolisian Sihanoukville Phul Phorsda mengatakan, penggerebekan terhadap jaringan prostitusi itu masih berlanjut tetapi enggan memberikan komentar lebih lanjut.

Baca juga: Prostitusi Ilegal Marak, Kepala Kepolisian Dongguan Dipecat

Sebuah laporan kepolisian yang diperoleh Reuters menyebut, petugas telah menyita selebaran berisi tawaran layanan seks, foto-foto perempuan bugil, dan sejumlah nomor telepon.

Sejauh ini, kedutaan besar China di Phnom Pehn belum memberikan komentar terkait penggerebekan jaringan prostitusi ilegal itu.

Peran China amat besar dalam membantu PM Hun Sen melawan kritikan Barat terkait pemberangusan lawan-lawan politik menjelang pemilihan umum bulan lalu.

Dalam pemilu itu, Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa kembali berjaya dan merebut 125 kursi di parlemen.

Tahun lalu, partai oposisi Partai Penyelamat Nasional Kamboka (CNRP) dibubarkan pengadilan menyusul permintaan pemerintahan Hun Sen.

Pembubaran partai oposisi ini memicu hujan kritikan dari negara-negara Barat terhadap pemerintahan Hun Sen.

Gubernur Yun Min, sebelumnya pernah mengirimkan surat keluhan kepada kementerian dalam negeri Kamboja.

Dalam surat itu Yun Min menyebut semakin banyaknya warga China yang masuk ke Sihanoukville membuat angka kejahatan di kota itu juga meningkat.

Baca juga: Pentolan Jaringan Penjual Anak untuk Prostitusi Dipenjara 472 Tahun

Namun, pada Selasa (14/8/2018), Yun Min mengubah pernyataannya dan menyebut investasi China secara umum memberikan hasil positif bagi provinsi itu.

"China memiliki banyak warga negara yang baik. 50 orang yang ditangkap itu tidak mewakili seluruh populasi China," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com