TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan mengunjungi Mesir untuk bertemu Presiden Abdel Fattah al-Sisi guna membahas gencatan senjata di Jalur Gaza pada Mei lalu.
Kabar itu dilaporkan oleh televisi nasional swasta Israel, Channel 10, pada Senin (13/8/2018). Channel 10, seperti dikutip dari AFP, menyebut pertemuan keduanya berlangsung pada 22 Mei 2018.
Berdasarkan sumber dari AS, Netanyahu dan Sisi membahas kemungkinan gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza, area di mana Israel sejak 2008 telah berperang sebanyak tiga kali dengan Hamas.
Baca juga: Netanyahu Ingin Israel Gencatan Senjata Total dengan Hamas
Netanyahu dan Sisi dilaporkan juga berdiskusi mengenai kemungkinan kembalinya Otoritas Palestina ke wilayah itu, pelonggaran blokade Israel dan rekonstruksi infrastruktur akibat perang.
Terkait laporan tersebut, kantor kepresidenan Mesir belum memberikan tanggapan.
Pertemuan keduanya terjadi setelah aksi unjuk rasa massal pada 14 Mei 2018 di perbatasan Gaza, yang memprotes pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Bentrokan pada aksi demonstrasi itu menyebabkan 63 warga Palestina tewas.
Gaza terletak di antara Israel dan Mesir. Negeri Piramida itu sebelumnya pernah menjadi penengah antara Israel dan kelompok Hamas yang mengendalikan wilayah kantong pesisir.
Selama ini, sudah ada upaya PBB dan Mesir untuk mengamankan gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas, meski pejabat Israel enggan berkomentar.
Hamas dan Israel dilaporkan bersepakat melakukan gencatan senjata pasca-serangan yang terjadi di Jalur Gaza pada Kamis (9/8/2018) dengan mediasi oleh PBB dan Mesir.
Sebelumnya, pada Minggu lalu, Netanyahu berharap ada gencatan senjata total dengan kelompok Hamas yang menguasai Gaza.
Baca juga: Hamas dan Israel Capai Gencatan Senjata Pasca-serangan Udara
"Kita saat ini berada di tengah-tengah kampanye melawan teror di Gaza dan ini tidak akan berakhir dengan sekali gebrakan," katanya.
"Apa yang kami inginkan jelas, yakni gencatan senjata secara total. Kita tidak boleh puas jika kurang dari itu," tambahnya
Netanyahu berada dalam tekanan politik untuk bertindak lebih keras terhadap Hamas, meskipun kedua pihak enggan untuk memulai perang keempat mereka sejak 2008.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.