Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapten Hirath Al Sudani, Mata-mata Irak di Dalam Organisasi ISIS

Kompas.com - 13/08/2018, 20:44 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Gulf News

Agen Falcons

Tak banyak diketahui orang luar, para petinggi intelijen Irak dan sekutu sudah menempatkan sejumlah mata-mata di dalam tubuh ISIS.

Para mata-mata inilah yang membantu upaya Irak dan sekutu mengalahkan ISIS di basis terkuat terakhirnya, Mosul, pada tahun lalu.

Para mata-mata ini sekarang membantu dinas intelijen untuk memburu pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Baca juga: Pakai Senapan Mesin, Sniper SAS Bunuh Petinggi ISIS dari Jarak 1.600 Meter

Belum lama ini, seorang mata-mata Irak memberikan informasi yang berujung pada penangkapan lima tokoh senior ISIS yang bersembunyi di Turki dan Suriah.

Para pejabat Irak mengatakan, Falcons, nama unit tempat Al Sudani bergabung telah menggagalkan ratusan serangan bom di Baghdad sehingga membuat kota itu menjadi lebih aman selama 15 tahun terakhir.

Abu Ali Al Basri, direktur dinas intelijen Irak, memberikan penghargaan untuk para mata-mata yang menyamar ini.

"Drone bisa memberi tahu siapa yang memasuki sebuah gedung, tetapi tidak bisa memberi tahu apa yang dibicarakan di dalam," ujar Basri.

"Kami bisa mengetahui semua itu, karena kami memiliki orang di dalam ruangan-ruangan itu," tambah dia.

Kembali ke Kapten Al Sudani, dia termotivasi untuk melakukan pekerjaan berbahaya itu setelah melihat foto anak-anak yang menjadi korban ISIS.

Setelah menjadi mata-mata nama Al Sudani diubah. Dia kemudian dikenal dengan julukan Abu Suhaib.

Misi Al Sudani adalah menyusup ke dalam sarang ISIS di Tarmiyah, sebuah kota di dekat persimpangan dua jalan raya, yang menjadi pusat pasukan bom bunuh diri ISIS.

"Dia adalah yang pertama kali mengajukan diri untuk menjalani misi berbahaya itu," kata Munaf, saudara laki-laki Al Sudani.

"Apa yang dilakukannya amat berbahaya," lanjut Munaf.

Setelah menyusup dan menjadi anggota ISIS, Al Sudani berhubungan langsung dengan para senior organisasi itu yang berada di kota Mosul.

Dalam pembicaraan telepon setiap sepekan sekali, seorang tokoh senior ISIS di kota Mosul akan memerintahkan Al Sudani bertemu dengan pengebom bunuh diri yang datang ke Tarmiyah dari wilayah kekuasaan ISIS.

Tak jarang, Al Sudani ditugaskan mengambil sebuah mobil yang sudah dilengkapi bom untuk digunakan dalam sebuah misi bunuh diri.

Setiap kali mendapatkan tugas, Al Sudani menghubungi Falcons. Nantinya, para petugas akan mencegat mobil itu bersama dia dan bom yang dibawanya sebelum mencapai kota Baghdad.

Di sisi lain, Falcons mengirim sebuah mobil yang dilengkapi perangkat pengacau sinyal untuk memblokir detonator yang biasanya dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan telepon genggam.

Dengan berkomunikasi menggunakan telepon atau isyarat tangan para agen Falcons akan mengarahkan Al Sudani ke lokasi di mana mereka bisa menjinakkan bom itu.

Jika Al Sudani membawa seorang pengebom bunuh diri, maka para agen Falcons akan memancingnya keluar dari mobil untuk ditangkap atau dibunuh.

Baca juga: Gabung ISIS, Dua Warga Eropa di Irak Dihukum Penjara Seumur Hidup

Setelah itu, para agen Falcons membuat sebuah ledakan palsu dan menyebarkan isu bahwa bom meledak dengan memakan korban yang amat banyak.

Semua itu dilakukan agar penyamaran Al Sudani tak terbongkar ISIS.

Halaman:
Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com