Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Direndam Banjir, Pasangan Filipina Tetap Gelar Pernikahan

Kompas.com - 13/08/2018, 13:41 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Pernikahan adalah sebuah pengalaman bersejarah bagi sebagian besar manusia di dunia. Sehingga, biasanya pernikahan diwarnai pesta dan ritual keagamaan.

Bagaimana jika terjadi bencana alam saat seseorang sudah menjadwalkan untuk menikah? Di Filipina, pasangan pengantin tetap melaksanakan pernikahan mereka di tengah banjir.

Hujan deras yang diakibatkan Topan Yagi mengguyur Manila, Filipina pada Sabtu (11/8/2018) dan mengakibatkan banjir di beberapa lokasi.

Baca juga: Banjir Bandang di India, 37 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Mengungsi

Namun, banjir tak cukup untuk menghentikan niat Jobel Delos Angeles (24) untuk menikahi calon suaminya.

Meski gereja tempat mereka mengucapkan janji pernikahan di Provinsi Bulacan tergenang, upacara tetap digelar.

Upacara pernikahan di tengah banjir ini direkam dan videonya diunggah ke Facebook yang sudah disaksikan dan dibagikan sebanyal ribuan kali.

Jobel terlihat tetap tersenyum lebar saat berjalan di dalam genangan banjir berwarna cokelat mengenakan gaun pengantin berwarna putih.

"Banjir sekalipun tak akan menghentikan saya menikah. Anda menikah hanya satu kali, apakah Anda akan menundanya?" tanya Jobel saat diwawancarai AFP.

"Saya menikahi pria yang saya cintai. Berjalan di tengah banjir membuat gaun saya berat, tetapi saya membayangkan berjalan di karpet merah," tambah Jobel.

Dalam setahun Filipina setidaknya dihantam 20 kali angin topan termasuk Topan Yagi yang menghantam akhir pekan lalu.

Bahkan, topan ini membuat 20.000 orang terpaksa mengungsi. Namun, bagi Jobel di tengah bencana tetap ada kebahagiaan.

Jobel mengatakan, dia dan calon suaminya yang sudah dikenalnya selama tujuh tahun itu tidak berharap cuaca buruk datang di hari besar itu.

Sehingga, mereka tidak mempertimbangkan untuk menunda pernikahan mereka meski gereja tempat upacara di kota Hagonoy terendam air.

Dan, upacara itu bukan hanya milik Jobel dan suaminya. Keduanya juga  sekaligus membaptis putri mereka yang sudah berusia lima bulan.

"Kami tidak menginginkan jadwal baru seperti sudah kami katakan. Kota kami memang rawan banjir," ujar Jobel.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com