Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Beri Tenggat Waktu bagi Turki untuk Bebaskan Pendeta

Kompas.com - 13/08/2018, 08:32 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP,TheHill

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tenggat waktu hingga Rabu (15/8/2018) bagi Turki untuk membebaskan pendeta Andrew Brunson dari tahanan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut tentang "deadline" itu pada pidatonya di depan anggota partai politiknya di kota Trabzon, Minggu (12/8/2018).

Dilansir The Hill dari Reuters, Erdogan mengaku pemerintah AS mengancam akan menambah sanksi baru kepada Turki jika tidak memenuhi tenggat waktu yang diberikan.

Baca juga: Sanksi kepada Turki Jadi Bukti Keseriusan AS soal Pembebasan Pendeta

Seperti diketahui, Brunson merupakan seorang pendeta dari Carolina Utara yang ditahan pada 2016, ketika pemerintah Turki menangkap sejumlah jurnalis, akademisi, dan minoritas menyusul insiden upaya kudeta.

Awalnya, dia ditahan bersama istrinya yang dicurigai melakukan kegiatan melawan keamanan nasional Turki. Brunson dan istrinya mengelola sebuah gereja Kristen di Kota Izmir, Aegean.

Sang istri, Norine Brunson lantas dibebaskan sesaat setelah penahanannya. Namun suaminya didakwa menjadi anggota gerakan Fethullah Gulen dan dipenjara selama dua tahun.

Gulen adalah ulama Muslim yang tinggal di Pennsylvania, dan dituduh sebagai dalang dari upaya kudeta terhadap Erdogan.

Pada bulan lalu, Trump mengancam akan mengenakan sanksi lebih keras kepada Turki, apabila tidak membebaskan Brunson yang sekarang menjadi tahanan rumah.

"AS akan memberikan sanksi besar kepada Turki karena menahan pendeta Andrew Brunson, seorang Kristen, pria berkeluarga, dan manusia yang luar biasa," kicau Trump di Twitter.

"Dia sangat menderita. Pria yang tidak bersalah ini harus segera dibebaskan," imbuh Trump.

Penggandaan tarif impor baja dan aluminium oleh AS atas Turki membuat mata uang lira merosot lebih dari 16 persen terhadap dollar AS.

Baca juga: Erdogan Sebut Anjloknya Kurs Lira adalah Skenario Politik Licik

Erdogan menuding anjloknya nilai tukar lira merupakan "skenario politik" untuk menjatuhkan Turki.

"Tujuan operasi ini adalah untuk membuat Turki menyerah mulai dari seluruh sektor keuangan hingga politik," katanya, Minggu (12/8/2018), seperti dikutip dari AFP.

"Kami sekali lagi menghadapi skenario politik yang licik. Dengan izin Tuhan, kami akan mengatasi ini," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,TheHill
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com