Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enola Gay dan Bock's Car, Pesawat yang Jatuhkan Bom di Hiroshima dan Nagasaki

Kompas.com - 09/08/2018, 15:35 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa pengeboman Kota Hisroshima dan Nagasaki oleh Sekutu menjadi peristiwa yang selalu diingat sepanjang masa.

Dua bom pemusnah massal ini hasil dari proyek Manhattan.

Bom nuklir Little Boy dibawa dari Tennese menggunakan kapal USS, Indianapolis. Setelah persiapan selesai, bom tersebut dimasukkan ke pesawat Enola Gay dan dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 di Hiroshima.

Sementara itu, bom kedua adalah Fat Man yang diangkut menggunakan pesawat pengebom B-29 "Bock's Car". Pesawat ini lepas landas dari Pangkalan AS di Pulau Tinan, Pasifik dan melakukan operasi kilat pagi hari. Fat Man dijatuhkan di Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Ini cerita tentang dua pesawat tersebut...

Enola Gay

Enola Gay merupakan pesawat yang digunakan Sekutu untuk membawa bom Little Boy ke Hiroshima.

Harian Kompas, 5 Agustus 1955, memberitakan, pesawat berjenis B-29 Superfortress ini memainkan peran penting dalam pengeboman di Jepang menjelang berakhirnya Perang Pasifik.

B-29 Enola Gay yang dipiloti Letkol Paul Tibbets menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima.

Tibbets, perwira Korps Udara itu, kala itu berusia 30 tahun. Ia memilih sendiri pesawat yang akan diterbangkan pada misinya.

Boeing B-29 Superfortress dalam Perang Dunia II memiliki teknologi canggih.

Ditinjau dari jenisnya, B-29 adalah pengebom berat jarak jauh yang bisa menjangkau sebagian besar wilayah Samudera Pasifik yang luas.

Pesawat dengan empat mesin 18-silinder bertenaga 8.800 tenaga kuda ini mampu membawa muatan bom seberat 20.000 pon dan bahan bakar untuk terbang lebih dari 3.500 mil.

Sebelum pesawat prototipe terbang pada September 1942, pesawat ini sudah dipesan sebanyak 1.600. Pabrik-pabriknya tersebar di Wichita, Kansas, Renton, Washington, dan di Nebraska.

Setelah menjalankan misi, Enola Gay "dipensiunkan" pada musim panas tahun berikutnya, dan ditempatkan di gudang Pangkalan AU Davis-Monthan di dekat Tucson, Arizona.

Tiga tahun kemudian, Kol. Tibbets kembali menerbangkan pesawat ini ke Park Ridge-yang kini menjadi bandara internasional O'Hare di Chicago, Illinois.

Selanjutnya, diserahkan ke Smithsonian Institution.

Pada 1953, personel Smithsonian menerbangkan pesawat ini ke Pangkalan AU Andrews di luar Washington, DC.

Dengan panjang hampir 100 kaki atau sekitar 30 meter, pesawat ini diletakkan di sudut yang jauh dan terlupakan.

Dalam perjalanannya, pesawat B-29 ini mengalami korosi. Pada 1960, para teknisi mempreteli pesawat dan memindahkannya ke fasilitas restorasi museum di Silver Hill, Maryland.

Bock's car

Sementara itu, Bock's car merupakan pesawat pengebom Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat.

Pesawat ini berjenis B-29 Superfortes dengan berat pengintai (reconnaissance aircraft) sayap rendah (low wing) dengan 4 mesin yang digunakan oleh United States Army Air Forces dalam Perang Dunia II.

Pesawat jenis ini digunakan dalam 13 misi pelatihan dan praktik dari Tinian dan tiga misi lainnya untuk menjatuhkan bom labu di Jepang.

Pada 9 Agustus 1945, Mayor Charles W. Sweeney menjadi pilot pesawat ini dan menjatuhkan bom nuklir Fat Man di Nagasaki.

Setelah perang, Bock's Car kembali ke Amerika pada 1945. Pada 1961, pesawat ini diterbangkan ke Museum Angkatan Udara di Dayton, Ohio.

Pesawat ini menjadi koleksi di Museum Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat dan ditempatkan bersebelahan dengan replika bom nuklir Fat Man.

Kompas TV Warga Jepang Kenang 72 Tahun Peristiwa Bom Atom
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com