Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Alexander Fleming, Penemu Antibiotik Pertama

Kompas.com - 08/08/2018, 16:15 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Alexander Fleming adalah seorang dokter dan bakteriologis yang telah merubah ilmu pengobatan modern dengan menemukan zat antibiotik pertama yang kemudian dikenal dengan nama penisilin.

Lahir pada 6 Agustus 1881 di kawasan pedesaan Lochfield, Ayrshire Timur, Skotlandia, Alexander Fleming berasal dari keluarga petani.

Kedua orangtuanya, Hugh Fleming dan Grace Stirling Morton bekerja di bidang pertanian. Alexander adalah anak ketiga dari empat bersaudara dan memiliki empat saudara tiri dari pernikahan pertama sang ayah.

Masa kecilnya dihabiskan di kota kelahirannya, termasuk menempuh pendidikan di tiga sekolah setempat.

Baca juga: Akhir Tragis Pasien Pertama yang Diobati dengan Antibiotik

Saat berusia 14 tahun, Fleming pindah ke London dan tinggal dengan salah seorang kakaknya sambil menyelesaikan pendidikan dasarnya di Politeknik Regent Street (kini Universitas Westminster).

Fleming sempat bekerja sebagai petugas pengiriman di London selama empat tahun, sebelum dapat meneruskan pendidikan di Sekolah Kedokteran Rumah Sakit St Mary pada 1901 dengan bantuan beasiswa dan uang warisan dari pamannya.

Karir Bakteriologis

Fleming awalnya bercita-cita untuk menjadi dokter bedah, namun pengalamannya yang sempat membantu di laboratorium Departemen Inokulasi Rumah Sakit St Mary membuatnya yakin untuk mendalami bidang bakteriologi.

Di sana dia bekerja di bawah bimbingan Sir Almroth Edward Wright, seorang pakar ilmu bakteri dan ketahanan tubuh yang menggagas terapi vaksin dan membawa revolusi di bidang perawatan medis.

Saat pecah Perang Dunia I, Fleming turut bertugas dengan bergabung di korps medis. Dia bekerja sebagai bakteriologi dan mempelajari infeksi luka di laboratorium yang dibangun Wright di Boulogne, Perancis.

Di sana, Fleming menemukan bahwa penggunaan antiseptik berlebihan pada luka, yang biasa dilakukan pada masa itu, ternyata justru berbahaya karena mengurangi efek kekebalan tubuh dalam mengatasi bakteri berbahaya.

Baca juga: Mengenali Kandungan Antibiotik Alami dalam 5 Jenis Makanan

Kesalahan itulah yang menyebabkan pada masa itu lebih banyak tentara yang meninggal karena perawatan antiseptik dan bukan karena infeksi bakteri.

Fleming merekomendasikan agar luka cukup dibersihkan dan dijaga tetap kering. Namun usulannya tidak terlalu diperhatikan.

Setelah perang usai, Fleming pun kembali ke St Mary, di mana dia kemudian diangkat menjadi asisten direktur di Departemen Inokulasi dan pada 1946 ditunjuk untuk memimpin departemen tersebut yang beralih nama menjadi Institut Wright-Fleming.

Penemuan Antibiotik

Sejumlah penemuan medis yang dilakukan Fleming tak lepas dari unsur ketidasengajaan.

Pada November 1921, Fleming menemukan lisozim, enzim yang terkandung dalam cairan tubuh manusia, seperti air liur, ingus, dan air mata, yang memiliki efek antiseptik ringan.

Lisozim menjadi salah satu penemuan utamanya Fleming yang terjadi saat dirinya tengah demam dan setetes lendir hidungnya jatuh ke wadah pembiakan bakteri.

Baca juga: Studi Baru Ungkap Komunikasi Bakteri untuk Hindari Antibiotik

Dia pun mencampurkan lendir tersebut pada wadah dan beberapa minggu kemudian dia melihat tanda-tanda bakteri yang telah larut.

Temuan tersebut memberi kontribusi yang cukup signifikan terhadap pemahaman sistem kekebalan tubuh manusia dalam melawan infeksi.

Meski demikian, Fleming mengetahui kemudian bahwa lisozim tidak berpengaruh pada bakteri patogenik.

 

Alexander Fleming saat menerima penghargaan Nobel pada 1945.WIKIMEDIA.org Alexander Fleming saat menerima penghargaan Nobel pada 1945.
Hingga pada September 1928, setelah beberapa bulan meninggalkan laboratorium dan kembali, Fleming menemukan wadah pembiakan bakteri Staphylococcus aureus yang sedang dikerjakannya telah terkontaminasi jamur.

Jamur yang kemudian diidentifikasi sebagai Penicillium notatum itu tampak telah menghambat pertumbuhan bakteri. Fleming pun mencoba mengekstrasi zat yang diproduksi jamur tersebut.

Dari kejadian itu, Fleming merasa bahwa dirinya telah menemukan enzim yang lebih kuat dari lisozim untuk melawan bakteri, yang kemudian disimbulkan bahwa substansi dari jamur tersebut merupakan sebuah antibiotik yang dia beri nama penisilin.

Baca juga: Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik, Bisa Berisiko Batu Ginjal

Akan tetapi saat berupaya memurnikan penisilin hingga dapat digunakan dalam pengobatan, dengan bantuan dua peneliti muda, Fleming belum mencapai keberhasilan.

Hingga akhirnya, sebuah tim ilmuwan dari Universitas Oxford, yang dipimpin Howard Walter Florey, ahli patologi asal Australia, dan rekannya, Ernst Boris Chain, pakar biokimia Inggris, berhasil mengisolasi dan memurnikan penisilin, dengan berpijak pada penemuan Fleming.

Antibiotik tersebut pun telah digunakan saat Perang Dunia II dan telah membuat perubahan besar dalam obat-obatan masa perang, serta dalam skala lebih luas, di bidang penanganan infeksi.

Akhirnya pada 1945, berkat temuan dan hasil penelitian yang menghasilkan penisilin sebagai antibiotik pertama, Alexander Fleming bersama Howard Florey dan Ernst Chain dianugerahi Penghargaan Nobel di bidang fisiologi atau kedokteran.

Kehidupan Keluarga dan Kematian

Sepanjang hidupnya, Alexander Fleming pernah dua kali menikah. Pertama pada 1915, di mana dia menikah dengan seorang suster berdarah Irlandia, Sarah Marion McElroy.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Antibiotik Ampuh Melawan Infeksi di Tanah

Dari pernikahan tersebut lahir seorang anak laki-laki, Robert, pada 1924, yang kemudian akan mengikuti jejak sang ayah dan mempelajari ilmu medis.

Pada 1949, Sarah yang telah mengganti namanya menjadi Sareen, meninggal dunia.

Empat tahun usai kematian sang istri, Fleming menikah lagi. Kali ini dengan rekan semasa sekolah di St Mary, Amalia Koutsouri Vourekas, yang berdarah Yunani, pada 1953.

Namun dua tahun berselang, tepatnya pada 11 Maret 1955, Fleming mengalami serangan jantung saat berada di kediamannya di London dan meninggal dunia. Dia dimakamkan di Katedral St Paul di London.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com