Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 3 Pilot Rusia yang Tembak Jatuh Pesawat di Perang Dunia II

Kompas.com - 08/08/2018, 15:35 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber RBTH

KOMPAS.com - Pertempuran via udara pada Perang Dunia II berlangsung keras dan mematikan.

Pada Perang Dunia II, Rusia bergabung dengan pihak Sekutu bersama Amerika Serikat dan Inggris.

Dalam perang tersebut, beberapa pilot tempur Rusia berhasil menembak jatuh pesawat musuh.

Berikut ini adalah kisah tiga pilot tempur Rusia yang berhasil menembak beberapa pesawat musuh pada Perang Dunia II:

1. Ivan Kozhedub

Ivan Kozhedub adalah pilot rusia yang menjatuhkan 64 pesawat. Ia dikenal sebagai pilot tempur Sekutu yang paling sukses pada Perang Dunia II.

Akan tetapi, pertempuran udara pertama Kozhedub juga menjadi pertempuran terakhir baginya.

Jet tempur La-5 yang dipiloti Ivan Kozhedub mengalami kerusakan berat setelah pertempuran udara dengan Messerschmitt Bf-109 milik Jerman.

Saat mengarah balik ke markas, friendly fire dari senjata antipesawat Soviet juga hampir merusak pesawat tersebut, tetapi Kozhedub mampu mendaratkannya dengan selamat.

Kozhedub dikenal memiliki keistimewaan dalam mengendalikan dan menyelamatkan pesawat yang dibawanya. Ia pernah berkali-kali ditembak, tetapi tidak pernah jatuh dan masih mampu membawa pesawatnya kembali ke markas.

Sebagai penembak yang akurat, ia lebih memilih menarget pesawat musuh dari jarak 200-300 meter.

Pesawat yang pernah menjadi "korban" Kozhedub di antaranya, bomber tukik Ju-87, bomber He-111, pesawat tempur Fw-190, dan Bf-109, dan bahkan pesawat tempur bertenaga jet pertama di dunia, Me-262.

Catatan gemilang karier Kozhedub adalah, di bawah kepemimpinannya Divisi Aviasi Tempur ke-324 Rusia meraih 239 kemenangan dalam Perang Korea (1950-1953).

2. Alexander Pokryshkin

Ia memulai karier militernya sebagai montir pesawat terbang. Pokryshkin tercatat pernah 39 kali gagal masuk ke sekolah penerbangan, tetapi upaya terakhirnya membuahkan hasil.

Selama perang Patriotik Raya, Pokryshkin melihat perang udara tidak hanya sebagai keterampilan untuk dipelajari, tetapi juga sains. Dengan teliti ia mempelajari pertempuran yang melibatkan skuadronnya.

Pokryshkin termasuk di antara sedikit orang yang mengerti betapa kunonya taktik Angkatan Udara Soviet selama perang, dan berkontribusi banyak untuk memperbaikinya.

Alexander Pokryshkin bukan tipikal "pemain aman". Dia selalu mencoba menyerang pesawat utama dalam formasi musuh karena itu adalah yang paling sulit.

3. Nikolay Gulayev

Meski nomor tiga di peringkat pilot paling mematikan Soviet selama Perang Dunia II, Nikolay Gulayev mungkin memegang rekor tak terkalahkan sebagai pilot paling konsisten.

Ia menembak jatuh 42 pesawat musuh dalam 42 pertempuran udara pertamanya. Secara keseluruhan, ia menembak jatuh 57 pesawat.

Ia tidak seterkenal Kozhedub dan Pokryshkin, tetapi memiliki kemampuan dan talenta yang sama dengan keduanya. Pertempuran pertamanya terjadi pada 1942.

Ketika pesawat Jerman muncul di dekat pangkalan udaranya, pilot-pilot yang berpengalaman mulai beraksi dan Gulayev ikut bergabung tanpa perintah serta menembak jatuh sebuah bomber musuh.

Ia mendapatkan sanksi karena melanggar aturan, namun dipromosikan karena mampu menjatuhkan pesawat.

Suatu ketika, Gulayev menembak jatuh dua bomber Ju-87, dan ketika kehabisan amunisi, ia dengan berani menabrak bomber ketiga.

Yak-1 yang dibawanya jatuh berputar-putar, tetapi Gulayev mampu mendaratkannya.

Kompas TV Pesawat Gaek Sisa Perang Dunia II Ini Pulang Kampung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber RBTH


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com