SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Sebanyak 14.000 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan terbesar sepanjang sejarah negara bagian California. Dari jumlah itu, sekitar 2.000 anggota merupakan tahanan.
Diwartakan Daily Mail, Selasa (7/8/2018), para narapidana mendapat upah 1 dollar AS per jam atau sekitar Rp 14.400 per jam.
Porsi tahanan dalam regu pemadam kebakaran menyumbang 14 persen dari seluruh petugas yang diterjunkan di seluruh California.
"Para tahanan pemadam kebakaran bekerja dalam tim yang terdiri dari 12 orang," kata juru bicara Departemen Pemasyarakatan dan Rehabilitasi California, Bill Sessa.
Baca juga: Begini Penampakan Kebakaran Hebat di California Dilihat dari Angkasa
Mereka mendapat tugas khusus menghentikan penyebaran api atau mengubah arah api yang menjalar di dalam hutan.
"Itu berarti narapidana kami mendaki dengan membawa peralatan seberat 27 kg di punggung mereka," ucapnya.
"Dalam situasi kebakaran seperti yang sekarang kita saksikan di California, petugas pemadam kebakaran dan semua yang terlibat bekerja 24 jam penuh," imbuhnya.
Seluruh petugas akan bekerja selama 24 jam penuh, sebelum diganti oleh kru lainnya untuk beristirahat selama 24 jam, dan begitu seterusnya.
Today, more than 2,000 volunteer inmate firefighters, including 58 youth offenders, are battling wildfire flames throughout CA. Inmate firefighters serve a vital role, clearing thick brush down to bare soil to stop the fire's spread. #CarrFire #FergusonFire #MendocinoComplex
— CA Corrections (@CACorrections) 31 Juli 2018
Program pemadam kebakaran yang melibatkan narapidana mulai dilakukan sejak Perang Dunia II, ketika CalFire kekurangan tenaga kerja.
Sebagian besar dari mereka melakukan pekerjaan kasar untuk membuat garis penahanan api dengan kapak, sekop, dan gergaji. Kini, tahanan mendapat upah pokok 2 dollar AS (Rp 28.800) per hari, ditambah 1 dollar AS per hari.
Di sisi lain, profesional dari CalFire dibayar minimum 10,5 dollar AS atau Rp 151.500 per jam.
Program semacam itu dapat menghemat uang negara hingga 100 juta dollar AS atau Rp 1,4 triliun per tahun.
Kendati demikian, program tersebut telah memancing kontroversi selama bertahun-tahun. Musim gugur lalu, calon gubernur California, Gayle McLaughlin, menyebut praktik itu sebagai bentuk kerja paksa.
Baca juga: Kebakaran Hutan Ungkap Sebuah Pesan Era Perang Dunia II
Namun, kelompok HAM menilai program bersifat sukarela, dan membantu narapidana mengolah keterampilan yang berharga.
Melansir dari Washington Examiner, para tahanan yang bergabung dalam upaya mengatasi kebakaran tidak bisa masuk ke departemen pemadam kebakaran ketika sudah bebas.
Untuk menjadi seorang pemadam kebakaran di California, pemerintah negara bagian itu mensyaratkan sertifikat teknisi medis gawat darurat (EMT).
Sementara, undang-undang lisensi kerja melarang narapina mendapatkan sertifikat EMT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.