Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas Pulau Paskah Minta Inggris Kembalikan Patung Moai

Kompas.com - 08/08/2018, 08:43 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

SANTIAGO, KOMPAS.com - Otoritas Pulau Paskah meminta bantuan pemerintah Chile untuk mendapatkan kembali patung kepala Moai yang diambil sekitar 150 tahun lalu, dan sekarang berada di British Museum di London.

Patung Hoa Hakananai'a setinggi 2,4 meter diduga dicuri secara ilegal oleh kapten kapal HMS Topaze, Richard Powell, pada 1868, untuk diberikan kepada Ratu Victoria sebagai hadiah.

"Patung itu merupakan bagian yang unik, satu-satunya mata rantai yang menyumbang dua tahap penting dalam sejarah leluhur kami," demikian pernyaraan otoritas Rapa Nui, di Pulau Paskah, Selasa (7/8/2018).

Baca juga: Bukti Baru Memutar Balik Sejarah Pulau Paskah

Permintaan tersebut merupakan upaya untuk konservasi pulau berkaitan dengan patung Moai yang dipahat dari batu.

"Ini sesuai dengan koordinasi terbaru dan fungsi konservasi yang dilakukan di Pulau Paskah," kata Menteri Kekayaan Nasional Chile Felipe Ward kepada AFP.

Sejak Desember, penduduk asli Rapa Nui telah mengambil alih konservasi, pelestarian dan pengelolaan warisan arkeologi.

Rapa Nui meyakini ada kekuatan spiritual bernama "mana" yang melindungi suku dan dikaitkan dengan kepala, serta pemimpin masyarakat.

Sementara, pengembalian patung yang dicuri akan menjadi babak baru bagi penduduk asli.

"Ini akan menjadi simbol penting dalam menutup babak kesedihan atas pelanggaran hak kami oleh penjelajah Eropa," ujar para pemimpin daerah setempat.

Pulau Paskah merupakan situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak sekitar 3.700 kilometer dari pesisir Chile. Penduduk aslinya adalah orang-orang Polinesia yang sangat dekat dengan penduduk di Tahiti.

Pulau yang terletak di Samudera Pasifik pertama kali dicatat oleh penjelajah Eropa pada 1722.

Baca juga: Patung-patung Easter Island Terancam Hancur

Pulau Paskah juga dikunjungi beberapa kali, termasuk oleh warga Inggris James Cook, sebelum dianeksasi oleh Chile pada 1888.

Pada saat itu, banyak penduduknya telah diserang oleh penyakit-penyakit dari benua Eropa seperti cacar. Sebagian dari mereka juga dipaksa menjadi budak.

Pemerintah Chile sedang melakukan sejumlah langkah untuk membatasi waktu kunjungan para turis dan warga non-Rapa Nui yang diizinkan menetap di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com