Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran Tantang Trump untuk Segera Bertemu

Kompas.com - 07/08/2018, 19:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani, melontarkan tantangan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Diberitakan CNN Selasa (7/8/2018), Rouhani menyikapi ucapan Trump bahwa dia siap menggelar pertemuan tanpa prasyarat.

"Saya juga tak punya prasyarat. Jika AS menginginkan bertemu, mari lakukan sekarang juga," tantang Rouhani dalam wawancara di televisi nasional.

Baca juga: Trump: Siapapun Berhubungan dengan Iran, Dilarang Berbisnis dengan AS

"Jika terdapat ketulusan, Iran selalu terbuka dengan dialog maupun negosiasi," lanjut presiden berumur 69 tahun itu.

Pernyataan Rouhani mendapat tanggapan dari Penasihat Keamanan Dalam Negeri, John Bolton, yang menyebut Trump adalah pribadi yang konsisten dengan kata-katanya.

Bolton mengatakan Trump sudah menepati janji berdialog dengan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.

"Mari kita lihat apakah mereka (Iran) serius atau ini hanyalah sekadar propaganda," tutur Bolton kepada CNN.

Jika Iran sangat serius ingin bertemu dan membahas berbagai aksi mereka di Timur Tengah maupun dunia, Bolton berujar Trump siap berdiskusi.

Lebih lanjut, Rouhani khawatir bahwa Trump tidak akan bisa dipegang ucapannya karena punya sejarah selalu menarik AS dari berbagai perjanjian penting.

"Orang yang mengaku siap berdiskusi telah menarik diri dari berbagai komitmen internasional. Salah satunya Perjanjian Paris (perubahan iklim)," sindir Rouhani.

Sementara itu, warga Iran berharap pemerintahan Rouhani bakal terpaksa berunding dengan AS karena mereka tidak tahan kembali mendapat sanksi AS.

Yasaman, seorang fotografer berusia 31 tahun berujar harga-harga mengalami kenaikan selama empat bulan terakhir.

"Segalanya menjadi mahal sekarang. Banyak orang percaya para politisi itu harus 'meminum racun' sesekali," ucap Yasaman.

Dia merujuk kepada kalimat terkenal yang diucapkan pemimpin revolusi Iran, Ruhollah Khomeini, saat diminta meneken gencatan senjata untuk mengakhiri perang dengan Irak.

Sebelumnya, AS mengumumumkan telah memberi sanksi baru kepada Iran yang mencakup industri otomotif, emas, hingga logam mulia.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com