KATHMANDU, KOMPAS.com - Saat para pendaki tengah terpacu menaklukkan puncak tertinggi dunia Gunung Everest, maka cara dan tempat mereka buang hajat menjadi prioritas terakhir.
Nyatanya urusan hajat manusia ini menjadi salah satu problem besar di Gunung Everest. Pada musim pendakian tahun ini, para pekerja membersihkan setidaknya 14.000 kilogram kotoran manusia.
Jumlah itu setara dengan bobot dua ekor gajah dewasa.
Kotoran manusia itu berasal dari "base camp" di kaki gunung hingga ke sebuah lokasi pembuangan di dekat puncak.
Baca juga: Nobukazu Kuriki Tewas saat Coba Turun ke Camp II Gunung Everest
Demikian data yang disampaikan, Komite Pengendalian Polusi Sagarmantha (SPCC), sebuah LSM yang bekerja untuk membersihkan Gunung Everest.
Di Gorak Shep, sebuah lokasi pembuangan beku di ketinggian sekitar 5.100 meter dari permukaan laut, kotoran dibuang begitu saja di tempat terbuka hingga mengerut dan kering.
Namun, ada risiko kotoran-kotoran itu akan masuk ke sungai dan meracuni sistem pasokan air bersih. Demikian penjelasan Garry Porter, pensiunan pendaki asal Amerika Serikat.
"Sangat tak enak dipandang dan tak sehat, ini merupakan masalah kesehatan dan mimpi buruk bagi lingkungan," kata Porter kepada CNN.
"Saya mengalami ketegangan dan keagungan Gunung Everest, tetapi saya juga melihat apa yang terjadi saat kita meninggalkan kotoran seolah kotoran kita tidak berbau," tambah dia.
Namun, Porter tidak menyalahkan para pendaki sebab tujuan utama mereka adalah menaklukkan puncak dan kembali dengan selamat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.