Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban dan Saksi Selamat Ketika "Little Boy" Hantam Hiroshima

Kompas.com - 06/08/2018, 15:58 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Kompas TV Ancaman Korea Utara Terhadap Keamanan Indonesia

Bom Nagasaki tepat jatuh pada jarak yang tidak jauh dari Yamaguchi dan rekannya.

Dia terlempar dan mengenai meja sehingga luka-lukanya yang belum sembuh karena bom Hiroshima, kini terkena bom Nagasaki.

Dampaknya, setelah terkena bom tersebut, dia harus berbaring di tempat tidur selama satu tahun dan rambutnya rontok.

Selain itu, gusi Yamaguchi terus menerus mengeluarkan darah karena terkena radiasi nuklir.

Pada 1965, tubuhnya sudah mulai sembuh. Namun, radiasi atom akan berdampak padanya, karena 200 orang meninggal akibat terkena radiasi tersebut.

Selain Yamaguchi, ada seseorang yang melihat keganasan bom Hiroshima yaitu Pater Jerman Klaus Luhmer.

Saat peristiwa bom Hiroshima, ia tengah berdoa di Taman Biara Jesuit, Hiroshima.

Pater mendengar suara ledakan keras yang bersumber dari pusat Kota Hiroshima.

Ketika efek radiasi nuklir mulai menjalar ke berbagai daerah di Hiroshima, ia sudah menyelamatkan diri.

Rumah-rumah yang berada di sekitar Hiroshima sudah hancur dan ambruk karena bom nuklir. Warga Hiroshima tidak ada yang tahu apa yang terjadi.

Pater Luhmer naik ke atas bukit di belakang gedung biara. Dari sana ia melihat Kota Hiroshima terbakar.

Sejumlah korban berhasil keluar dari pusat kota dengan kondisi kulit yang mengelupas dan pakaian yang menyatu dengan kulit. Para korban bom tersebut dibawa ke biara tempat Pater memanjatkan doa.

Para pastur menjadikan meja di biara sebagai tempat untuk perawatan korban. Militer Jepang membersihkan kota dari mayat-mayat yang mulai membusuk.

Pater kemudian membantu membersihkan sisa puing-puing bangunan dan mengumpulkan jerami dan kayu kering untuk membakar mayat yang telah membusuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com