Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi New Mexico Selamatkan 11 Bocah yang Disekap di Gurun Pasir

Kompas.com - 06/08/2018, 13:08 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC,AFP

ALBUQUERQUE, KOMPAS.com - Kepolisian negara bagian New Mexico, AS menyelamatkan 11 anak yang disekap di sebuah tempat di gurun pasir.

Saat ditemukan, ke-11 anak yang berusia satu hingga 15 tahun itu dalam kondisi kekurangan gizi.

Kantor sheriff Taos County mengatakan, anak-anak tersebut bahkan tidak memiliki sepatu, mengenakan pakaian compang camping, dan mirip pengungsi dari negeri dunia ketiga.

Selain menemukan 11 anak-anak, polisi juga mendapati lima orang dewasa, dua di antara mereka memiliki senjata api.

Baca juga: Disekap 3 Hari, Gadis Ini Selamat Berkat Google Maps

Penangkapan ini merupakan hasil penyelidikan yang sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu di Jonesboro, negara bagian Georgia yang bertetangga dengan New Mexico.

Di sana, kepolisian Clayton County menuduh Siraj Wahhaj (39) menculik anak balitanya, tetapi pria itu tidak bisa ditemukan.

Ibu balita itu mengatakan kepada polisi, anaknya yang mengalami masalah dalam perkembangannya, pergi ke taman bersama ayahnya dan tak pernah kembali.

Pada 2 Agustus lalu, Sheriff Jerry Hogrefe dari Taos County, New Mexico menerbitkan perintah penggeledahan terhadap sebuah rumah darurat yang dikelilingi ban bekas dan pecahan tembikar.

Tempat itu berada di sebuah kawasan pedesaan bernama Amalia yang diduga menjadi tempat persembunyian Wahhaj dan temannya, Lucas Morten.

"FBI sudah memberi bantuan berupa informasi dan mengawasi tempat itu tetapi tidak menemukan alasan kuat untuk memasuki properti tersebut," kata Hogrefe.

"Semua berubah ketika sebuah pesan dikirim kepada kami dari seorang detektif asal Georgia," papar Hogrefe.

Pesan dari sang detektif itu, lanjut Hogrefe, diyakini berasal dari seseorang di dalam properti di tengah gurun itu.

"Pesan itu berisi, kami kelaparan butuh makanan dan air," tambah Hogrefe.

"Saya memutuskan tidak bisa menunggu penegak hukum lain untuk masuk dan kami harus bergerak secepat mungkin," tambah Hogrefe.

Hogrefe menjelaskan rencana yang digunakan demi menghindari korban karena penghuni properti itu memiliki senjata api yang cukup lengkap.

Lalu pada Jumat (3/8/2018) pagi, belasan petugas polisi menggelar operasi itu yang akhirnya menemukan ke-11 anak tersebut.

Para penghuni properti itu menolak untuk menyerah dan mengikuti instruksi polisi. Sehingga tak ada pilihan lain kecuali menyerbu properti tersebut.

Polisi  mengamankan dua orang pria bersenjata AR-15, lima magazin berisi masing-masing 30 butir peluru, dan empat pistol lengkap dengan pelurunya.

Salah satu pistol itu ditemukan di kantong celana Wahhaj, pria yang dicari kepolisian Georgia.

Polisi menemukan lebih banyak amunisi di tempat itu yang digambarkan hanya berupa sebuah karavan yang dikubur ke dalam tanah dan ditutupi plastik tanpa listrik dan air bersih.

"Satu-satunya makanan yang kami temukan hanya beberapa butir kentang dan satu kotak nasi di dalam karavan kosong itu," kata Hogrefe.

"Tetapi yang paling mengejutkan adalah tim menemukan lima orang dewasa dan 11 anak-anak yang  terlihat seperti pengungsi," ujar Hogrefe.

Tiga perempuan yang ditemukan polisi diduga kuat sebagai ibu anak-anak, yang kini berada dalam lindungan negara.

Baca juga: Disekap 14 Tahun, Bocah Ini Hanya Boleh Keluar Rumah Sekali Sebulan

Ketiga perempuan itu sudah menjalani pemeriksaan tetapi dilepaskan sambil menunggu hasil investigasi.

Tak satu pun dari orang-orang dewasa itu memberikan keterangan terkait keberadaan balita yang dibawa Wahhaj, namun polisi yakin bocah tersebut ada di tempat kumuh itu beberapa pekan lalu.

Polisi akhirnya mendakwa Lucas Morten karena menampung seorang buronan dan Wahhaj didakwa melakukan penculikan anak-anak.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com