FPT Corporation, perusahaan teknologi dan informasi terbesar di Vietnam, sedang mentransformasi metropolis pesisir tersebut menjadi sebuah “kota pintar” sebelum 2020.
Mereka telah berinvestasi 658.000 dollar AS di beragam proyek rintisan, seperti pengaturan signal lalu lintas secara real time dan sistem pendataan pasien secara elektronik di rumah sakit.
Pengelolaan kota tersebut bahkan dipenuhi juga oleh berbagai inovasi. Sebagai bagian dari upaya mewujudkan “kota hijau” di 2025, Danang sudah mengurangi 12.000 ton emisi karbon dengan menerapkan mobil hybrid dan pemanas air bertenaga surya.
Meskipun sekarang pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan ini banyak yang melambat – terutama setelah perang dagang AS-Tiongkok – PDB Vietnam justru tumbuh sebesar 7,38 persen di kuartal I tahun 2018.
Di balik sentimen negatif Presiden Donald Trump terhadap perdagangan global, lebih dari 60 perusahaan Amerika, mulai dari Microsoft hingga IBM telah merapat ke Danang untuk melihat peluang mereka di Central Key Economic Zone, sebuah area seluas tujuh provinsi yang ditetapkan oleh pemerintah Vietnam sebagai area perkembangan ekonomi.
Namun, hanya sekitar 9 persen dari tenaga kerja di Vietnam yang memiliki kualifikasi perguruan tinggi. Hal ini dapat menjadi sebuah halangan bagi Vietnam untuk meningkatkan kapabilitas industrinya melampaui manufaktur.
Di dinding makerspace miliknya terdapat sebuah kutipan sederhana, “Bangun masa depan”.
Jika Vietnam dapat mengembangkan tenaga kerjanya, memotong pita merah, dan mendukung lebih banyak orang seperti Hoi – masa depan Vietnam tak diragukan lagi, akan menjadi inspirasi dan berdampak bukan hanya untuk rakyatnya, tapi juga ke seluruh kawasan ini.