Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Venezuela Selamat dari Serangan "Drone"

Kompas.com - 05/08/2018, 15:18 WIB
Veronika Yasinta

Editor

CARACAS, KOMPAS.com - Serangan drone terjadi saat Presiden Nicolas Maduro berpidato di Caracas yang ditayangkan langsung di televisi.

Presiden Maduro dalam kondisi baik, namun tujuh tentara terluka akibat serangan tersebut.

Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez mengatakan, serangan pada Sabtu (4/8/2018) tersebut merupakan upaya pembunuhan Maduro.

Saat itu, Maduro sedang berpidato di sebuah acara ulang tahun tentara Venezuela ke-81 di lapangan terbuka. Dia dan pejabat lainnya tiba-tiba melihat ke atas dan terkejut, kemudian audio terputus.

Baca juga: Uang Pensiun Warga Venezuela Tak Cukup Membeli 15 Butir Telur

Puluhan tentara terlihat membubarkan diri sebelum siaran televisi dihentikan. Selain itu, ledakan keras juga bisa terdengar pada rekaman video.

Rodriguez mengatakan dua drone bermuatan bahan peledak meledak di dekat podium presiden. Dia menuduh oposisi sayap kanan negara berada di balik serangan.

"Setelah kalah pemilihan suara, mereka gagal lagi," katanya.

Pernyataannya mengacu pada pemilihan presiden Venezuela pada Mei lalu, di mana Maduro terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun ke depan.

Rodriguez menyatakan, prajurit yang terluka sedang dirawat di rumah sakit, sementara presiden melakukan pertemuan dengan para menteri dan komandan militernya.

Tidak ada kelompok yang mengaku berada di balik upaya yang diduga pembunuhan itu.

Sebelumnya, pernah ada serangan pada Juni 2017 ketika sebuah helikopter menyerang dan menjatuhkan granat di Mahkamah Agung Venezuela.

Oscar Pérez, seorang pilot helikopter elite, mengklaim melakukan serangan helikopter itu dan meminta Venezuela bangkit melawan pemerintahan Presiden Maduro. Dia dibunuh oleh polisi dalam sebuah pengepungan dekat Caracas pada Januari lalu.

Siapa Presiden Maduro?

Maduro telah membelah pendapat rakyat hampir sama seperti pendahulunya, Hugo Chavez.

Sejak mengambil alih kepresidenan pada 2013, pemerintahan Maduro telah mengundang kecaman luas dari sejumlah negara di dunia karena merongrong demokrasi dan melanggar hak asasi manusia.

Lawannya menggambarkannya sebagai seorang zalim kejam yang menahan lawan politiknya atas tuduhan yang terlalu keras di bawah kendali partainya. Sementara, para pengikutnya menyebut Maduri sedang melindungi negara itu dari kudeta lain.

Baca juga: Nicolas Maduro Kembali Menangi Pemilu Presiden Venezuela

Pemilu Venezuela kembali memenangkan namanya pada Mei lalu, di tengah krisis ekonomi yang mendalam sehinnga mendorong ratusan ribu penduduk Venezuela keluar dari negara kaya minyak tersebut.

Namun, masih ada sekelompok orang-orang yang setia mendukung Maduro dan Partai Persatuan Sosialis (PSUV) miliknya.

Mereka mengklaim permasalahan Venezuela disebabkan bukan oleh pemerintah tetapi oleh kekuatan imperialis seperti Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com