TOKYO, KOMPAS.com - Partai Liberal Demokratik (LDP) yang berkuasa di Jepang kini tengah dihujani kecaman akibat komentar salah seorang politisinya.
Anggota parlemen Mio Sugita, sekutu PM Shinzo Abe, menyebut pasangan gay dan lesbian sebagai warga yang tak produktif karena tak bisa memiliki anak.
Pernyataan itu disampaikan Mio lewat sebuah artikel yang terbit pada Juli lalu. Di dalam artikel itu dia mempertanyakan kebijakan menggunakan uang pajak untuk pasangan LGBT.
Baca juga: Diskusikan LGBT dengan Murid SD, Guru di AS Dihukum
"Dapatkan kita mendapat persetujuan karena menggunakan uang rakyat untuk pasangan LGBT? Mereka tak bisa memiliki anak. Dengan kata lain, mereka tidak produktif," demikian Mio dalam artikelnya.
Alhasil, markas besar LDP di Tokyo kini menjadi sasaran unjuk rasa 5.000-an orang pekan lalu.
Sementara, unjuk rasa serupa direncanakan digelar di Osaka dan kota-kota besar lain di Jepang pada akhir pekan ini.
PM Abe mencoba menenangkan keributan ini dengan mengatakan, pernyataan Mio Sugita bertentangan dengan kebijakan partai terkait kelompok minoritas yang memiliki orientasi seks berbeda.
Selain itu, LDP juga memmperingatkan Mio Sugita agar lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan publik.
"Artikel yang ditulis anggota parlemen Mio Sugita, termasuk kalimat yang mengandung kurangnya pemahaman soal isu LGBT dan memperhatikan perasaan orang-orang yang terlibat di dalamnya," demikian LDP.
Namun, LDP tidak memberikan teguran apapun terhadap Mio Sugita meski tekanan agar politisi itu turun dari kursinya amat besar.
Mio Sugita, ibu satu anak itu, dikabarkan telah memberi pernyataan. Dia mengatakan, mempertimbangkan serius instruksi partai tetapi dia tidak meminta maaf atau menarik pernyatannya.