MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang perempuan Rusia yang diduga sebagai mata-mata bekerja di kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Moskwa, selama lebih dari satu dekade.
Laporan tersebut diungkap oleh The Guardian, seperti dikutip dari CNN dan The Telegraph, Kamis (2/8/2018).
Pekerjaan perempuan tersebut di Kedubes AS memungkinkan dia mengakses materi rahasia, termasuk agenda presiden dan wakil presiden.
Kecurigaan berawal pada 2016, saat pemeriksaan regular oleh kantor keamanan regional Kementerian Luar Negeri AS.
Baca juga: Moskwa Desak AS Bebaskan Perempuan Rusia yang Dituduh Menjadi Mata-mata
Kantor keamanan menemukan perempuan tersebut mengadakan pertemuan rutin dan tidak resmi dengan anggota Dinas Rahasia Rusia (FSB).
"Kami menemukan mereka semua berbicara dengan FSB, tapi dia yang memberi mereka informasi lebih banyak dari yang seharusnya," kata seorang pejabat senior.
Kantor keamanan regional memperingatkan kedubes AS di Moskwa pada Januari 2017 dan perempuan itu diberhentikan musim panas lalu setelah tertangkap basah.
Kendati perempuan tersebut memiliki akses intranet dan sistem e-mail Secret Service, namun pihak terkait meyakini hal itu tidak menjadi isu keamanan nasional.
"Dia tidak punya akses informasi yang sangat rahasia," ungkap pejabat AS secara anonim.
Di sisi lain, Kemenlu AS menolak berkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.