HANOI, KOMPAS.com - Beijing mendesak pemerintah Vietnam untuk menekan perusahaan yang mengibarkan bendera Taiwan agar memperbaiki "kesalahan" tersebut.
Desakan tersebut muncul setelah sebuah perusahaan furnitur Taiwan mengibarkan bendera Republik China (nama resmi Taiwan) di gerbang masuk pabrik.
"Hanya ada satu China di dunia, dan Taiwan merupakan bagian dari China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, Senin (30/7/2018), dilansir SCMP.
Ditambahkannya, Beijing dengan tegas menentang segala bentuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan, termasuk pengibaran bendera.
Baca juga: China Desak Washington Larang Presiden Taiwan Transit di Bandara AS
"Kami telah membahas permasalahan ini dengan pihak Vietnam dan mereka mengatakan siap menginstruksikan perusahaan terkait untuk memperbaiki kesalahan mereka," ujarnya.
Gerakan protes anti-China di Vietnam telah mulai melibatkan perusahaan Taiwan dalam berbagai kesempatan.
Salah satunya, saat terjadi aksi mogok kerja dan demonstrasi nasional menentang undang-undang zona ekonomi khusus baru yang diusulkan pada Juni lalu. Demonstrasi tersebut dimulai di sebuah pabrik sepatu milik Taiwan.
Presiden Perusahaan Kaiser-1 Furniture, Lo Tzu-wen, mengatakan bahwa mereka telah memperoleh izin dari Pemerintah Vietnam terkait pengibaran bendera tersebut.
Ditambahkannya, alasan perusahaannya mengibarkan bendera Taiwan tersebut untuk membedakan mereka dari perusahaan China.
Lo mengatakan, perusahaannya pernah mengalami kerugian hingga 1 juta dolar akibat aksi protes anti-China yang terjadi pada 2014, yang dipicu peluncuran kilang minyak oleh Beijing di wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.