Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Corazon Aquino, Menumbangkan Diktator Filipina

Kompas.com - 01/08/2018, 14:44 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai seorang presiden Filipina pada 1986 hingga 1992, dia memimpin sebuah transisi penting di "Negeri Lumbung Padi", dengan menumbangkan rezim diktator.

Meski harus kehilangan suaminya yang merupakan tokoh oposisi, Benigno Aquino Jr, karena ditembak mati, perempuan yang akrab disapa Cory itu membuktikan diri mampu mereformasi pemerintahan.

Dunia menyaksikan seorang perempuan memimpin jutaan orang dalam pemberontakan damai untuk menggulingkan diktator Ferdinand Marcos.

Kehidupan awal

Lahir dengan nama Maria Corazon Sumulong Cojuangco di provinsi Tarlac, 25 Januari 1933, Maria Corazon Aquino berasal dari keluarga politisi kaya.

Ayahnya, Jose Cojuangco y Chichioco Sr dikenal sebagai pengusaha kondang dan politisi. Sementara ibunya, Demetria, merupakan keturunan keluarga Sumulong yang berpengaruh di negeri itu.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hirohito, Kaisar Terlama di Jepang

Dia menempuh pendidikan di Manila sampai usia 13 tahun, kemudian menyelesaikan studinya di Philadelphia dan New York City, Amerika Serikat.

Corazon lulus dari College St Vincent di New York pada 1953 dengan gelar sarjana Bahasa Perancis dan Matematika.

Upacara pernikahan Corazon dan Ninoy Aquino 1954 di Manila, Filipina. (Wikipedia) Upacara pernikahan Corazon dan Ninoy Aquino 1954 di Manila, Filipina. (Wikipedia)
Setelah kembali ke Filipina pada 1953, dia mendaftar sekolah hukum di Manila.

Di situ, dia bertemu dengan Benigno Aquino Jr, seorang jurnalis muda yang ambisius dan berasal dari keluarga kaya.

Pasangan ini kemudian menikah pada 1954 dan kelak dikarunia lima anak.

Benigno meninggalkan karier jurnalistiknya untuk politik.

Bersama Corazon di sisinya, dia dengan cepat membuktikan diri sebagai salah satu pemimpin muda paling cemerlang di Filipina.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Catherine II, Kaisar Perempuan Rusia

Selama rentang waktu dua dekade, dia terpilih menjadi wali kota, gubernur, dan senator.

Sepanjang perjalanannya, Benigno dikenal sebagai penentang aturan presiden berkuasa Ferdinand Macros.

Ibu rumah tangga

Setelah menikah dengan Benigno, Corazon menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga biasa di Filipina yang selalu mendukung setiap langkah suaminya.

Pada 1959, Benigno dengan cepat menjadi wakil gubernur termuda di Filipina pada usia 27 tahun. Kemudian, dia menjabat gubernur provinsi Tarlac di usia 29 tahun pada 1961.

Enam tahun selanjutnya, Benigno merupakan senator termuda di negara tersebut. Untuk mendukung pencalonan suaminya, Corazon diketahui menjual banyak warisannya.

Sang suami dikenal sebagai senator yang paling vokal mengkritik presiden Marcos dan dianggap sebagai kandidat kuat pada pemilu presiden 1973.

Terpilih pada 1965, pemerintahan Marcos dirusak oleh korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan politik.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Amelia Earhart, Pionir Dunia Penerbangan

Pada 1972, Macros mengumumkan keadaan darurat militer dan menangkap pemimpin oposisi utama, termasuk Benigno yang menghabiskan 7 tahun dalam penjara.

Akhirnya, dia dizinkan untuk pindah ke AS bersama keluarganya pada 1980 melalui intervensi presiden AS Jimmy Carter.

Corazon berdiri di samping suaminya, memainkan peran sebagai istri yang selalu mendukung. Bahkan selama Benigno dibui, Corazon menjadi jembatan antara suami dan dunia luar.

Dia menjaga agar profil sang suami tetap hidup dan menyampaikan tulisannya kepada pers.

Corazon Aquino dengan enggan memimpin upaya untuk menggulingkan Ferdinand Marcos, penguasa Filipina kala itu. (AFP) Corazon Aquino dengan enggan memimpin upaya untuk menggulingkan Ferdinand Marcos, penguasa Filipina kala itu. (AFP)
Begnino dibunuh

Di AS, keluarga Aquino menetap di Boston. Setelah tinggal di pengasingan selama tiga tahun, Benigno kembali ke Filipina pada 21 Agustus 1983.

Tanpa ditemani keluarganya, dia tiba di tanah airnya. Namun, pada saat sampai di Bandara Manila, pria yang akrab disapa Ninoy itu harus meregang nyawa akibat ditembak mati.

Marcos dianggap berada di balik pembunuhan tersebut sehingga memicu gelombang protes terhadap pemerintahan Marcos.

Oposisi bersatu di sekeliling Corazon. Sementara, dia dengan baik menghadapi kematian suaminya dan berevolusi menjadi simbol reformasi nasional.

Dia mulai mengambil baian dalam serangkaian aksi demonstrasi dan segera mengambil kepemimpinan partai.

Pada saat yang sama, tekanan internasional memaksa Macros menggelar pemilu presiden pada November 1985.

Corazon dipilih sebagai calon presiden oleh oposisi yang bersatu. Kendati enggan, namun dia setuju untuk mencalonkan diri dengan satu juta tanda tangan yang diberikan kepadanya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Malala Yousafzai, Melantang bagi Pendidikan Anak

Kalah tipis, Corazon dan pendukungnya menolak hasil pemilu yang dipenuhi oleh kecurangan, kekerasan, dan pemaksaan.

Dengan cepat, nasib Macro berubah ketika militer dan menteri pertahanan menyatakan dukungan terhadap Corazon, yang akhirnya mengirim Marcos ke pengasingan di Hawaii.

Corazon Aquino mengambil sumpah sebagai presiden di  San Juan pada 25 Februari 1986. (Public Domain) Corazon Aquino mengambil sumpah sebagai presiden di San Juan pada 25 Februari 1986. (Public Domain)
Presiden Filipina

Corazon dilantik menjadi presiden pada 25 Februari 1986. Dia merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden Filipina.

Pada tahun yang sama, dia dinobatkan sebagai Woman of the Year versi majalah Time.

Awal pemerintahannya, perempuan berusia 53 tahun itu membentuk komisi khusus untuk menyelidiki dan mengejar kembali kekayaan negara yang dirampas rezim sebelumnya.

Corazon menghancurkan monopoli kroni Marcos atas ekonomi negara, menghantar reformasi ekonomi dan pertanian.

Meski meningkatkan kondisi perekonomian negara sampai batas tertentu, kebijakannya dikritik karena goyah dan popularitasnya menurun.

Dia harus menghadapi masalah utang luar negeri yang ditinggalkan rezim sebelumnya, sekaligus mengatasi kemiskinan massal.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: John Glenn Jr, Astronot AS Pertama yang Mengorbit Bumi

Negara itu juga hancur oleh sejumlah bencana alam selama dua tahun oemerintahannya. Selain masalah ekonomi, selama enam tahun pemerintahannya, dia berhasil menangkis upaya kudeta oleh pendukung Macros.

Ketika masa jabatannya berakhir pada 1992, Corazon menolak untuk mencalonkan diri kembali.

Dengan ini, dia mencoba memberi contoh dan menyadarkan bahwa jabatan presiden tidak pernah permanen. Dia digantikan oleh mantan menteri pertahanannya, Fidel Ramos.

Ibu Demokrasi Filipina

Setelah pensiun, Corazon Aquino tetap aktif di bidang politik dan menyerukan perlawanan jika nilai-nilai demokrasi liberal mulai melenceng.

Pada 1997, dia memimpin unjuk rasa besar-besaran yang pada akhirnya membatalkan upaya presiden Ramos untuk mengamendemen konstitusi guna memperpanjang masa jabatannya.

Presiden Filipina, Benigno Aquino.JAY DIRECTO / AFP Presiden Filipina, Benigno Aquino.
Dia menyampaikan pemikiran tentang demokrasi, pembangunan, pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia di berbagai negara.

Corazon juga terlibat dalam kegiatan amal.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joan of Arc, Sang Dara Penakluk Pasukan Inggris

Pada 2008, dia divonis menderita kanker usus besar dan wafat pada 1 Agustus 2009.

Hingga kini, Corazon Aquino selalu diingat sebagai "Ibu Demokrasi Filipina". Banyak pengamat internasional menjulukinya sebagai "Joan of Arc" modern.

Putranya, Benignio Aquino III, masuk dalam dunia politik. Pada 2010, dia terpilih menjadi presiden ke-15 Filipina.

"Saya tahu keterbatasan saya, dan saya tidak menyukai politik. Saya hanya terlibat karena suami saya." (Corazon Aquino)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com