Awal pemerintahannya, perempuan berusia 53 tahun itu membentuk komisi khusus untuk menyelidiki dan mengejar kembali kekayaan negara yang dirampas rezim sebelumnya.
Corazon menghancurkan monopoli kroni Marcos atas ekonomi negara, menghantar reformasi ekonomi dan pertanian.
Meski meningkatkan kondisi perekonomian negara sampai batas tertentu, kebijakannya dikritik karena goyah dan popularitasnya menurun.
Dia harus menghadapi masalah utang luar negeri yang ditinggalkan rezim sebelumnya, sekaligus mengatasi kemiskinan massal.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: John Glenn Jr, Astronot AS Pertama yang Mengorbit Bumi
Negara itu juga hancur oleh sejumlah bencana alam selama dua tahun oemerintahannya. Selain masalah ekonomi, selama enam tahun pemerintahannya, dia berhasil menangkis upaya kudeta oleh pendukung Macros.
Ketika masa jabatannya berakhir pada 1992, Corazon menolak untuk mencalonkan diri kembali.
Dengan ini, dia mencoba memberi contoh dan menyadarkan bahwa jabatan presiden tidak pernah permanen. Dia digantikan oleh mantan menteri pertahanannya, Fidel Ramos.
Ibu Demokrasi Filipina
Setelah pensiun, Corazon Aquino tetap aktif di bidang politik dan menyerukan perlawanan jika nilai-nilai demokrasi liberal mulai melenceng.
Pada 1997, dia memimpin unjuk rasa besar-besaran yang pada akhirnya membatalkan upaya presiden Ramos untuk mengamendemen konstitusi guna memperpanjang masa jabatannya.
Corazon juga terlibat dalam kegiatan amal.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joan of Arc, Sang Dara Penakluk Pasukan Inggris
Pada 2008, dia divonis menderita kanker usus besar dan wafat pada 1 Agustus 2009.
Hingga kini, Corazon Aquino selalu diingat sebagai "Ibu Demokrasi Filipina". Banyak pengamat internasional menjulukinya sebagai "Joan of Arc" modern.
Putranya, Benignio Aquino III, masuk dalam dunia politik. Pada 2010, dia terpilih menjadi presiden ke-15 Filipina.
"Saya tahu keterbatasan saya, dan saya tidak menyukai politik. Saya hanya terlibat karena suami saya." (Corazon Aquino)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.