Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Corazon Aquino, Menumbangkan Diktator Filipina

Kompas.com - 01/08/2018, 14:44 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Awal pemerintahannya, perempuan berusia 53 tahun itu membentuk komisi khusus untuk menyelidiki dan mengejar kembali kekayaan negara yang dirampas rezim sebelumnya.

Corazon menghancurkan monopoli kroni Marcos atas ekonomi negara, menghantar reformasi ekonomi dan pertanian.

Meski meningkatkan kondisi perekonomian negara sampai batas tertentu, kebijakannya dikritik karena goyah dan popularitasnya menurun.

Dia harus menghadapi masalah utang luar negeri yang ditinggalkan rezim sebelumnya, sekaligus mengatasi kemiskinan massal.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: John Glenn Jr, Astronot AS Pertama yang Mengorbit Bumi

Negara itu juga hancur oleh sejumlah bencana alam selama dua tahun oemerintahannya. Selain masalah ekonomi, selama enam tahun pemerintahannya, dia berhasil menangkis upaya kudeta oleh pendukung Macros.

Ketika masa jabatannya berakhir pada 1992, Corazon menolak untuk mencalonkan diri kembali.

Dengan ini, dia mencoba memberi contoh dan menyadarkan bahwa jabatan presiden tidak pernah permanen. Dia digantikan oleh mantan menteri pertahanannya, Fidel Ramos.

Ibu Demokrasi Filipina

Setelah pensiun, Corazon Aquino tetap aktif di bidang politik dan menyerukan perlawanan jika nilai-nilai demokrasi liberal mulai melenceng.

Pada 1997, dia memimpin unjuk rasa besar-besaran yang pada akhirnya membatalkan upaya presiden Ramos untuk mengamendemen konstitusi guna memperpanjang masa jabatannya.

Presiden Filipina, Benigno Aquino.JAY DIRECTO / AFP Presiden Filipina, Benigno Aquino.
Dia menyampaikan pemikiran tentang demokrasi, pembangunan, pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia di berbagai negara.

Corazon juga terlibat dalam kegiatan amal.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joan of Arc, Sang Dara Penakluk Pasukan Inggris

Pada 2008, dia divonis menderita kanker usus besar dan wafat pada 1 Agustus 2009.

Hingga kini, Corazon Aquino selalu diingat sebagai "Ibu Demokrasi Filipina". Banyak pengamat internasional menjulukinya sebagai "Joan of Arc" modern.

Putranya, Benignio Aquino III, masuk dalam dunia politik. Pada 2010, dia terpilih menjadi presiden ke-15 Filipina.

"Saya tahu keterbatasan saya, dan saya tidak menyukai politik. Saya hanya terlibat karena suami saya." (Corazon Aquino)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com