Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Corazon Aquino, Menumbangkan Diktator Filipina

Kompas.com - 01/08/2018, 14:44 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sang suami dikenal sebagai senator yang paling vokal mengkritik presiden Marcos dan dianggap sebagai kandidat kuat pada pemilu presiden 1973.

Terpilih pada 1965, pemerintahan Marcos dirusak oleh korupsi, pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan politik.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Amelia Earhart, Pionir Dunia Penerbangan

Pada 1972, Macros mengumumkan keadaan darurat militer dan menangkap pemimpin oposisi utama, termasuk Benigno yang menghabiskan 7 tahun dalam penjara.

Akhirnya, dia dizinkan untuk pindah ke AS bersama keluarganya pada 1980 melalui intervensi presiden AS Jimmy Carter.

Corazon berdiri di samping suaminya, memainkan peran sebagai istri yang selalu mendukung. Bahkan selama Benigno dibui, Corazon menjadi jembatan antara suami dan dunia luar.

Dia menjaga agar profil sang suami tetap hidup dan menyampaikan tulisannya kepada pers.

Begnino dibunuh

Di AS, keluarga Aquino menetap di Boston. Setelah tinggal di pengasingan selama tiga tahun, Benigno kembali ke Filipina pada 21 Agustus 1983.

Tanpa ditemani keluarganya, dia tiba di tanah airnya. Namun, pada saat sampai di Bandara Manila, pria yang akrab disapa Ninoy itu harus meregang nyawa akibat ditembak mati.

Marcos dianggap berada di balik pembunuhan tersebut sehingga memicu gelombang protes terhadap pemerintahan Marcos.

Oposisi bersatu di sekeliling Corazon. Sementara, dia dengan baik menghadapi kematian suaminya dan berevolusi menjadi simbol reformasi nasional.

Dia mulai mengambil baian dalam serangkaian aksi demonstrasi dan segera mengambil kepemimpinan partai.

Pada saat yang sama, tekanan internasional memaksa Macros menggelar pemilu presiden pada November 1985.

Corazon dipilih sebagai calon presiden oleh oposisi yang bersatu. Kendati enggan, namun dia setuju untuk mencalonkan diri dengan satu juta tanda tangan yang diberikan kepadanya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Malala Yousafzai, Melantang bagi Pendidikan Anak

Kalah tipis, Corazon dan pendukungnya menolak hasil pemilu yang dipenuhi oleh kecurangan, kekerasan, dan pemaksaan.

Dengan cepat, nasib Macro berubah ketika militer dan menteri pertahanan menyatakan dukungan terhadap Corazon, yang akhirnya mengirim Marcos ke pengasingan di Hawaii.

Corazon Aquino mengambil sumpah sebagai presiden di  San Juan pada 25 Februari 1986. (Public Domain) Corazon Aquino mengambil sumpah sebagai presiden di San Juan pada 25 Februari 1986. (Public Domain)
Presiden Filipina

Corazon dilantik menjadi presiden pada 25 Februari 1986. Dia merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden Filipina.

Pada tahun yang sama, dia dinobatkan sebagai Woman of the Year versi majalah Time.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com