KOMPAS.com - Sebagai seorang presiden Filipina pada 1986 hingga 1992, dia memimpin sebuah transisi penting di "Negeri Lumbung Padi", dengan menumbangkan rezim diktator.
Meski harus kehilangan suaminya yang merupakan tokoh oposisi, Benigno Aquino Jr, karena ditembak mati, perempuan yang akrab disapa Cory itu membuktikan diri mampu mereformasi pemerintahan.
Dunia menyaksikan seorang perempuan memimpin jutaan orang dalam pemberontakan damai untuk menggulingkan diktator Ferdinand Marcos.
Kehidupan awal
Lahir dengan nama Maria Corazon Sumulong Cojuangco di provinsi Tarlac, 25 Januari 1933, Maria Corazon Aquino berasal dari keluarga politisi kaya.
Ayahnya, Jose Cojuangco y Chichioco Sr dikenal sebagai pengusaha kondang dan politisi. Sementara ibunya, Demetria, merupakan keturunan keluarga Sumulong yang berpengaruh di negeri itu.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hirohito, Kaisar Terlama di Jepang
Dia menempuh pendidikan di Manila sampai usia 13 tahun, kemudian menyelesaikan studinya di Philadelphia dan New York City, Amerika Serikat.
Corazon lulus dari College St Vincent di New York pada 1953 dengan gelar sarjana Bahasa Perancis dan Matematika.
Di situ, dia bertemu dengan Benigno Aquino Jr, seorang jurnalis muda yang ambisius dan berasal dari keluarga kaya.
Pasangan ini kemudian menikah pada 1954 dan kelak dikarunia lima anak.
Benigno meninggalkan karier jurnalistiknya untuk politik.
Bersama Corazon di sisinya, dia dengan cepat membuktikan diri sebagai salah satu pemimpin muda paling cemerlang di Filipina.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Catherine II, Kaisar Perempuan Rusia
Selama rentang waktu dua dekade, dia terpilih menjadi wali kota, gubernur, dan senator.
Sepanjang perjalanannya, Benigno dikenal sebagai penentang aturan presiden berkuasa Ferdinand Macros.
Ibu rumah tangga
Setelah menikah dengan Benigno, Corazon menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga biasa di Filipina yang selalu mendukung setiap langkah suaminya.
Pada 1959, Benigno dengan cepat menjadi wakil gubernur termuda di Filipina pada usia 27 tahun. Kemudian, dia menjabat gubernur provinsi Tarlac di usia 29 tahun pada 1961.
Enam tahun selanjutnya, Benigno merupakan senator termuda di negara tersebut. Untuk mendukung pencalonan suaminya, Corazon diketahui menjual banyak warisannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.