Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis: Uang Narkoba Danai Kegiatan Kelompok Pro-ISIS di Filipina

Kompas.com - 01/08/2018, 12:40 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Perdagangan obat-obatan terlarang di wilayah selatan Filipina masih menjadi sumber dana utama kelompok militan pro-ISIS di kota Marawi.

Kelompok pro-ISIS ini diyakini tengah menyusun kembali kekuatan mereka setelah dikalahkan militer Filipina pada Oktober tahun lalu.

Kesimpulan itu diambil Profesor Rommel Banlaoi, kepala Institut Riset Perdamaian, Kekerasan, dan Terorisme Filipina.

"Ada banyak bukti kelompok-kelompok yang terkait perdagangan obat terlarang memiliki hubungan dengan sisa-sisa militen pro-ISIS di Marawai," kata Banlaoi kepada Channel News Asia.

Baca juga: Setahun Setelah Pengepungan Marawi, Tentara Filipina Masih Siaga Merah

"Kelompok ISIS ini dipimpin Abu Dar, sehingga mereka saya sebut kelompok Abu Dar (ADG). Hasil dari perdagangan obat terlarang digunakan untuk membiayai ADG," tambah dia.

Para pedagang narkoba, lanjut Banlaoi, menjalin hubungan dengan kelompok militan ini karena ingin memelihara konflik.

Konflik bersenjata berkepanjangan justru menciptakan situasi kondusif bagi para pedagang narkotika ini untuk menjalankan kegiatan mereka.

"Konflik merupakan kondisi yang baik bagi mereka karena penegak hukum memiliki banyak hal yang harus diurus," tambah Banlaoi.

"Salah satu alasan utama Maute berkaitan dengan kelompok penyelundup narkoba adalah untuk mendanai gerakan mereka. Bahkan sebagian anggotanya adalah pecandu narkoba," ujar dia.

Fakta bahwa sejumlah anggota kelompok pro-ISIS ini adalah para pecandu diperoleh dari investigasi forensik sampel DNA mereka.

Pada 23 Mei tahun lalu, kelompok Maute pimpinan Omar dan Abdullah Maute bersama Isnilon Hapilon dari Abu Sayyaf menguasai kota Marawi.

Kelompok ini menduduki kota tersebut selama lima bulan sebelum militer berhasil mengambil alih kembali kota itu.

Baca juga: Menhan Sebut ISIS Berupaya Pindahkan Basis dari Marawi ke Indonesia

Dalam konflik yang menewaskan setidaknya 1.100 orang tersebut, kedua kakak beradik Maute dan Hapilon, yang juga ketua ISIS Asia Tenggara, tewas.

Sejumlah media lokal menyebut Abu Dar kini menjadi penerus Hapilon, tetapi Banlaoi menepis kabar tersebut.

"Itu hanya spekulasi karena tidak ada pengakuan resmi bahwa Abu Dar menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara. Kami hanya meyakini dia memimpin sebuah kelompok pro-ISIS di (provinsi) Lanao del Sur," ujar Banlaoi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com