YANGOM, KOMPAS.com - Hampir 120.000 penduduk mengungsi akibat banjir yang merendam kawasan bagian tenggara Myanmar, dan menewaskan 11 orang.
Penduduk yang panik berusaha menyelamatkan diri ke tanah kering sambil menggendong anak-anak mereka di atas pundak, sekaligus membawa barang-barang.
Seorang pejabat menyatakan pada Selasa (31/7/2018), terdapat 285 pusat pengungsian untuk menampung warga. Sementara, korban tewas dikhawatirkan semakin meningkat.
Baca juga: Bendungan di Laos Jebol, 17 Orang Tewas dan Ratusan Warga Masih Hilang
Air berlumpur mencapai atap rumah dan menyapu lahan pertanian di empat provinsi.
Petugas penyelamat mencoba mengevakuasi warga dari banjir di Hpa-an, negara bagian Karen.
"Mungkin ada beberapa korban lagi, tapi kami masih mengumpulkan informasi," kata Direktur Kementerian Kesejahteraan Sosial, Phyu Lei Lei Tun, seperti diwartakan AFP.
"Air sudah surut di beberapa titik. Tapi kami tidak tahu berapa lama bencana akan berlangsung," imbuhnya.
Sementara itu, lima orang tewas tersapu longsor yang dipicu oleh hujan lebat di Kawthaung di bagian ujung selatan Myanmar.
Perintah evakuasi masih berlaku di banyak area yang dilanda banjir. Level ketinggian air di sejumlah sungai telah melebihi tingkat bahaya dan 36 bendungan serta waduk meluap.
Baca juga: Bendungan di Laos Sempat Rusak Sebelum Jebol dan Menyapu Permukiman
Hujan lebat juga menyebabkan bendungan besar di Laos selatan jebol pada pekan lalu sehingga memusnahkan desa-desa.
Banjir dari bencana itu masuk ke wilayah Kamboja dan memaksa ribuan orang keluar dari rumah mereka.
Tim penyelamat masih mencari korban selamat di Laos, lebih dari sepekan setelah bendungan jebol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.